tsumumbul

Setelah selesai berbenah di villa yang Suna pesan, Kuroo ingin berjalan-jalan sendiri disekitar desa ini. Sudah lama dia tidak menghirup udara setenang dan sesegar ini.

Sedangkan teman yang lainnya juga sibuk dengan urusan mereka dalam menenangkan diri. Kuroo berpakaian kasual seperti dia kuliah biasanya.

Lama berjalan, ternyata kakinya membawa Kuroo menuju ke sebuah taman kecil-kecilan yang lumayan ramai di sore ini. Banyak anak kecil yang berlarian dan muda-mudi yang berduaan, tak lupa beberapa keluarga yang piknik.

Kuroo duduk disalah satu bench yang kebetulan sepi, ia duduk sambil menikmati angin yang kadang berhembus dan pemandangan senja yang menyejukkan pikiran.

Suara tawa anak kecil, obrolan samar para orangtua dan ucapan klasik para muda-mudi itu menjadi melodi indah ditelinganya.

“Kapan ya terakhir gue ngerasa tenang, gaada beban kek gini?”

“Nggatau deh, gue lagi mengbengong.”

Lama dia memandangi suasana taman ini, matanya tanpa sengaja menatap seseorang yang hampir berada diujung taman, jauh dari tempat Kuroo duduk, keberadaannya tersamarkan oleh semak-semak yang emak banyak tumbuh disana.

“Ngapain tuh orang diem disana? Ga banyak nyamuk apa?”

“Yaudahsi biarin, kali aja dia ingin menemani nyamuk mengobrol.”

Setelah cukup lama Kuroo duduk disana, dan langit berubah menjadi lebih gelap. Kuroo bangun dari duduknya, melihat bahwa seseorang yang diujung sana sudah hilang, mungkin sudah pulang. Kuroo pun beranjak menuju villa tempat ia menginap dengan santai.


“Dah dateng bro?” Tanya Bokuto sambil membawa semangkuk mie soto.

“Belom, ini arwah gue.” Jawab Kuroo.

“Oh.”

:)

“Lu mie dapet darimana Bok? Jahat banget ga bagi-bagi.” Tanya Kuroo sambil duduk disofa bareng Bokuto.

“Nggatau, tadi Suna gaada angin gaada topan tetiba ngasih mie soto, ya karena gue laper, gas aja gue masak.”

“Semi mana? Dari tadi ga keliatan kepalanya.”

“Gatau, gue makan.”

“Dah dateng lo Kur?” Tanya seseorang membuat Kuroo menoleh mendapati temannya, Iwaizumi yang terlihat baru mandi sedang turun tangga.

“Yoi,”

“Suna mana?” Tanya Iwaizumi

“Nggatau, Bokuto juga kek nya gapeduli.” Jawab Kuroo

“Dih, dia lagi pergi kerumah om nya. Baru aja tadi nih sebelum Kuroo dateng.”

“Oh, lu dapet mie soto dari mana Bok? Awas ketauan Sakusa, diceramahin lu gegara makan mie.” Ucap Iwaizumi

“Ya karena itu, gue makannya pas Sakusa masih keluar. Dia udah keluar dari jam empat sore sih.”

“Paling juga lagi nyemprotin muka orang pake sanitizer, makanya lama.” Canda Kuroo.

“Wkwk, bisa jadi. Lu ga makan Kur? Gue mau masak mie nih, sekalian ga sama lo?” Tawar Iwaizumi.

“Nah! Ini adalah sosok teman yang selama ini gue cari!! Titip Iwa, gue laper.”

“Y.”

—fin. @ all contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Pagi ini Sakusa bangun dengan wajah yang bersinar ceria, karena hari ini dia berencana akan berduaan dengan sang pujaan hati seharian penuh.

“Seneng banget mukanya, bagi dong kalo dapet duit” celetuk seseorang diambang pintu kamarnya, membuat Sakusa menoleh mendapati adik kandungnya tengah berdiri menyender di pintu.

“Ini lebih bagus daripada uang, ini bisa buat bahagia selamanya. AH ANJING JADI MAKIN PENGEN MEMILIKI.” kelepasan berucap kasar karena membayangkan muka sang pujaan.

“Gila.” Abis itu Sakusa yang masih mengbaper ditinggal kebawah, sang adik laper mending makan daripada ngeliat abangnya mengbaper.

“Loh Dek? Abang mana? Belum bangun?” Tanya Sang Ayah melihat sang putri duduk dikursi makan tanpa adanya sang putra yang mengekor.

“Gatau, lagi menghalu dia. Biarin aja,” jawab Sang Adek gapeduli.

“KIYOOMI CEPET TURUN, ENTAR TELAT!!!” teriakan Bundanya membuat Sakusa yang lagi ada di langit ke sebelas kaget, dan sadar dia masih belum jadi pacarnya Atsumu seperti di khayalan nya.

“Iya Bund!! Bentar!”


Deg deg an, dan berkeringat dingin.

Adalah hal yang Sakusa alami sekarang. Dia sekarang sudah berada di depan gerbang rumah keluarga besar Miya.

Sakusa terlalu takut untuk memencet bel agar sang satpam membukakan gerbang, sehingga dia berdiam diri dibawah sinar matahari yang untungnya belum terlalu panas.

“Yuk bisa yuk, pencet bel nya Kiyoomi.” Ucap Sakusa menyemangati dirinya.

Ting!

Tak beberapa lama, gerbang dibuka memperlihatkan rumah megah dan seorang satpam yang mempersilahkannya masuk.

Sakusa dibuat lebih tegang dari sebelumnya. Kini ia mengendarai mobilnya sampai didepan pintu utama rumah itu.

Atsumu bilang dia akan keluar sebentar lagi, karena dia masih mengunyah roti panggangnya pagi ini. Membayangkan Atsumu mengunyah roti panggang dengan pipinya yang gembul itu sukses membuat Sakusa pusing sebelas keliling.

Tak lama pintu besar mewah itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita paruh baya dengan pakaian rapi dan kacamata. Dia berjalan mendekat pada Sakusa yang duduk tenang diatas kap mobilnya.

“Tuan Muda Sakusa?” Tanya wanita itu.

“Iya saya, ada apa?”

“Dikarenakan Nona Muda Atsumu sedang menghabiskan makanannya, Nyonya Miya mengundang Anda untuk sarapan bersama.”

Bentar, bilang ke Sakusa kalo sekarang dia masih mimpi. Disuruh masuk sama Mamah mertua, seneng ga lau?!

Setelahnya Sakusa ikut mengekor wanita paruh baya itu, ia diarahkan ke sebuah ruangan besar dengan gaya modern dan disana ada seorang lelaki paruh baya yang tegas serta disampingnya ada wanita paruh baya yang tegas dan elegan.

Lalu disebelah wanita itu ada pujaan hatinya dan juga kembaran sang pujaan hati, didepan sang pujaan hati terdapat kursi kosong dan disebelah kursi kosong itu diisi oleh Suna Rintarou yang ia kenal adalah kekasih dari Miya Osamu.

Bentar, jangan bilang gue kudu duduk didepannya Atsumu sama pinggirnya Ayah Miya?!! Gemeter anji!! Batin Sakusa

Dan wanita yang menuntunnya menuju kesini mempersilahkannya duduk dikursi yang Sakusa tebak, and ya dia terdiam kaku sekarang.

“Omi udah sarapan?” Tanya Atsumu dengan mulut yang mengunyah roti panggang.

“Nak Sakusa nggak suka roti ya?” Tanya Nyonya Miya memandang Sakusa yang membatu.

“Dia mah omnivora Mam, semua dimakan. Ya ga Sak?” Bukan Sakusa yang menjawab melainkan Suna dengan muka jail nya.

“Kalo kamu yang omnivora Papah percaya Rin, kamukan pemakan segala.” Dan ucapan Tuan Miya disamping Sakusa juga membuat Sakusa sedikit terkejut.

“Lah Papah kok jadi ngajak berantem gini? Ayok Pah kita berantem secara betina!” Ucap Suna melantur sambil mengangkat ayam gorengnya. Dan Tuan Miya juga tak mau kalah ia mengangkat potongan kecil steak di garpunya miliknya.

“Maaf ya nak Sakusa, mereka agak ga beres otakknya.” Ucap Nyonya Sakusa.

“Halah, Sakusa juga satu spesies kayak Rin itu Mah,” olok Osamu sambil mengunyah onigiri yang entah ke berapa.

“Udah heh kalian berdua, cepet abisin makannya. Abis itu gelud sana di lapangan.” Ucap Nyonya Miya menghentikan kedua pria berbeda usia itu.

“Kutunggu dirimu di lapangan jam 3 sore, wahai Rinta!!” Ucap Tuan Miya menodongkan garpunya kearah Suna yang menyunyah ayamnya.

“Aku tidak takut, Wahai Tuan Miya!!” Balas Suna tak mau kalah.


Kini setelah sarapan yang cukup random, Tuan Miya yang ia kira adalah orang yang tegas dan dingin ternyata juga mempunyai sifat gampang bergaul. Dan saat ini Sakusa juga memanggil Tuan Miya dengan sebutan Papah.

Apakah ini tandanya lampu green?

“Omi tadi makannya enak? Dimasakin nya itu soalnya gatau Omi suka apa..” ucap Atsumu memulai percakapan di dalam mobil.

“Eh suka kok, enak banget!! Kapan-kapan boleh ga sarapan disana lagi?”

Nggatau malu? Biarin selama bisa mendekatkan diri dengan keluarga mertua dan pujaan hati, kenapa engga?

“Boleh!! Papah pasti seneng, soalnya dia bilang suruh ajak kamu terus, Papah bosen sama mukanya Rin.” Balas Atsumu.

“Okeoke, apasih yang engga buat Papah mertua.” Ucap Sakusa dengan lirih diakhir.

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

“Nah, sekarang saatnya dimakan!!”

Celetukan itu membuat Sakusa kembali mengambil pikirannya yang sedari tadi berkeliaran kemana-mana.

Dilihatnya sang gebetan tengah menikmati macaron matcha dengan wajah yang bahagia.

“Loh, Omi ga makan?” Tanya Atsumu melihat lelaki disampingnya hanya melihatnya makan saja.

“Enggak, tadi udah kok. Makan roti panggang.” Jawab Sakusa sambil tersenyum kecil.

“Oooh, ga laper lagi emang?” Tanya Atsumu lagi, sambil meminum boba nya.

“Enggak, udah kamu makan aja.”

“Okeokie!!”

Setelahnya Sakusa hanya memandang sang gebetan yang menikmati jajanan itu dengan senyuman gemas dibibirnya.

“EKHEM!! UHUK ANJIR KESELEK!!” Suara pemuda sipit bersama dengan pacarnya mengganggu kegiatan -memandang masa depan- Sakusa.

“Ngapain Sak?” Tanya Osamu dengan mata yang agak sedikit menyelidiki dan sinis.

“Omi nemenin aku Sam, kamunya lama soalnya. Trus Bokutolol udah ngebucin di Mipa1.” Jelas Atsumu bukan bermaksud membela Sakusa, tapi yang namanya bucin. Sakusa menganggap Atsumu sedang membelanya.

“Ohgitu, maaf ya lama. Suna lemot kalo jalan tadi.”

Suna yang dijadikan kambing kuning pun, hanya bisa mengelus dada sabar. Padahal niat hati ingin berduaan dibilang lemot. :)

Taklama kedua saudara kembar saking mengobrol, bergosip, bercanda garing-renyah-kriuk, dan sedikit debat. Sedangkan Suna dan Sakusa berdiam-diam seperti cicak.

“Ayo Sun, anterin beli macaron ini.” Ajak Osamu tiba-tiba membuat Suna yang darah bucin sudah mengalir lancar itu dengan sigap berdiri tegap.

“Gas!”

Lalu tertinggal mereka berdua di stand itu, membuat Sakusa diam-diam mendoakan mereka semoga tidak kembali lagi.

“Oh iya, biasanya Tsumu kalo pulang sama siapa?” Tanya Sakusa memulai percakapan.

“Kadang sama bubu, tapi paling sering sama Samu Suna sih.”

“Ga males apa barengan sama pasangan bucin kayak mereka?” Pancing Sakusa

“Males sih, tapi ya gimana lagi.”

“Mau bareng ga? Aku anterin pulang-pergi gratis, mau?”

Belum sempat Atsumu menjawab, ada seseorang lain yang menjawab, yang tak lain saudara yang tak diakui Sakusa, Komori.

“Denger-denger lancar nih modusnya? Sabi kali traktir bintangbuck.”

“Lu ngapain kesini, sih?” Tanya Sakusa lelah dengan kelakuan aneh saudara yang tak ia akui ini.

“Ehehehe, dibilang mau ikut ngeliat calon menantu keluarga Sakusa.”

“Menantu? Siapa?”

Suara itu membuat Komori menoleh, menemukan sesosok Miya Atsumu dengan macaron dimulut dan kedua tangannya.

“OH INI CALONNYA?!! MAU FOTBAR GA?!” tanya Komori ngegas membuat Atsumu bingung dan ngikut aja saat Komori ngajak selfie dia.

“OKE MAKASIH, MOGA LANCAR DEH!! DOA SAUDARAMU SELALU BERSAMAMU SAUDARAKU!!” teriak Komori sambil menjauh, membuat semua orang menoleh padanya.

“Maafin ya Tsumu, itu orang gila yang kebetulan buruknya jadi saudaraku.”

“Hah gapapa, lucu kayak Sule.”

:)

“Jadi, mau ga kuanterin pulang-pergi sama aku?”

“Ga ngerepotin?”

GABAKALAN YANG ADA GUE YANG SENENG

“Ngga, mau ya?”

“Okedeh, tapi aku biasanya lama. Emang mau nungguin dulu?”

“Mau kok, okedeh mulai besok ya kujemput?”

“Okeeei, makasih ya Omi!!”

—fin. @ all contents by tsumumbul 2021, do not modify and repost without my permission.

Siang ini Shirabu merasa bahwa harinya berjalan semakin membosankan. Semua temannya sibuk menebar uwu didepannya.

Tau ga sih, kalo Shirabu muak?! Dia juga pingin uwu. Tapi gaada yang suka sama dia, sedih deh.

Waktu istirahat sudah sampai, dan Atsumu sudah ditunggu sama makhluk hidup didepan kelas, Sakusa Kiyoomi. Bahkan sampai sekarang, Shirabu sulit mempercayai matanya jika Sakusa yang mempunyai aura senggol bacok bisa pacaran sama Atsumu yang bahkan jauh dari kriteria pacar idaman.

Yah mungkin samsul benar, bahwa cinta itu merubah orang.

“Bubuuu kekantin yuk!!” Ajak Tendou dari luar kelas, membuat Shirabu berdiri menghampirinya.

Yah mungkin sekarang hanya Tendou saja yang akan menemaninya menjomblo. Mungkin.

Diperjalanan menuju kantin, Tendou setia dengan nyanyian juga beberapa gerutuan yang mungkin disebabkan oleh orang yang ia chat dihapenya, Shirabu tidak peduli dia hanya ingin makan mie ayam yang menjadi holy grail dari Tendou.

“Bentar, jangan bilang kita bakal duduk sama orang-orang gemar maksiat didepan jomblo itu?!” Tanya Shirabu mengingat kelakukan temannya saat bersama pasangan mereka. Sangat 61+ untuk Shirabu yang masih polos.

“Hah? Yaiyalah mau duduk dimana lagi, tenang aja mereka dah nyiapin kursinya kok.” Jawab Tendou melihat Shirabu yang sedikit frustasi, maybe.

“Haaaaaaaaaaaahhhhh......”

“Panjang banget hela napasnya?” Tanya Tendou bercanda, mereka berdua mengantri mie ayam terlebih dahulu lalu duduk bersama dengan yang lainnya.

Sebentar, Shirabu merasa seperti ada satu makhluk berdosa yang tidak hadir disini. Oh Semi Eita, dimana dia?

Yasudahlah, mungkin Semi sedang mengobrol alat musiknya diruang musik. Semi kan jomblo sejak lahir, sama sepertinya.

“Kenapa bu, nyariin Semitai ya?” Tanya Suna yang sepertinya sudah tidak menoel-noel pipi Osamu disebelahnya.

“Nggak dih,” jawab Shirabu.

“Oo masa sih?” Ucap Atsumu dengan smug face nya.

“Gajelas banget.”

Dan entah kenapa, biasanya kantin ini ramainya seperti seperti ada konser betees, tetiba lumayan sepi. Belum bel masuk kan?

Boy, you got me hooked on to something...

Who could say that they saw us coming?

Tell me

Do you feel the love?

Disana, dimeja tengah kantin. Ada seorang lelaki dengan gitar dan rambut putih selain Sugawara Koshi, temannya.

Dia Semi Eita, laki-laki yang dikenal sebagai pengejar cinta Shirabu, sedang menyanyikan sebuah lagu untuk Shirabu, dihadapan semua murid dan ibu kantin.

Perlahan wajah Shirabu berubah warna menjadi merah. Dan ia menundukkan wajahnya saat Semi melanjutkan lagu nya.

Spend the summer of a lifetime with me

Let me take you to the place of your dreams

Tell me

Do you feel the love?

Lalu Semi berjalan menuju Shirabu, gitarnya ia letakkan dimeja dimana ia bernyanyi tadi.

Di kursi Shirabu, kebetulan hanya ada Shirabu sendirian disana, entah dimana semua temannya itu.

“Would you be mine?” Ucapnya berjongkok dihadapan Shirabu yang menunduk, menyembunyikan wajah merah gemas miliknya.

Lama Semi berdiam diri tetap dengan senyuman hangatnya, lalu senyuman itu berubah menjadi senyuman seseorang yang merasakan kebahagiaan paling besar.

”.........yes” ucap Shirabu pelan sekali, bahkan harus membuat Osamu memfokuskan telinganya untuk mendengar dan itu membuat Suna tertawa melihat tingkah gemas pemilik hatinya itu.

Lalu tanpa diduga, Semi memeluk Shirabu erat dan mengangkat tubuh kecil Shirabu berputar berdua ditengah kantin itu disaksikan semua murid yang gigit jempol dan ibu kantin yang merasa baper.

“I love you so much,” ucap Semi mendekatkan hidung mereka berdua.

“I love you too,” jawab Shirabu sambil berjinjit mencium hidung Semi sebentar, lalu berlari pergi menuju kelasnya dengan muka merah sampai leher dan telinga.

Meninggalkan Semi yang diam membeku ditengah kantin, membuat Suna gercep memfoto hal itu.


SakuAtsu Side

“Omiiii, kamu nembak aku kayak gimana ya? Kok lupa sih?” Tanya Atsumu setelah adegan bersatu salah dari sekian pasangan disekolah ini.

“Hm? Mau diulang ga adegan aku nembak kamu?” Bukannya menjawab Sakusa malah balik bertanya, membuat Atsumu sebal.

“Dih, ceritain aku lupa ih!!” Ucap Atsumu sambil mencubit-cubit lengan atas Sakusa, membuat Sakusa hampir mati karena Atsumu cute overload.

“Iya iya, nanti ya dirumah. Sambil cuddle, mau ga?” Tawar Sakusa.

“Okeyyy” ucapnya lalu diakhiri dengan mencium pipi Sakusa. Dan Sakusa yang memeluk Atsumu menelusukkan kepalanya di leher wangi Atsumu.


SunaOsa Side

“Osamunya Suna mau ditembak kayak tadi ga?” Tanya Suna sambil melihat Osamunya mengunyah makanan hingga pipinya membulat.

“Hah? Kan udwah pwacarrran, khok dithembhak lagi?*”

*(Hah? Kan udah pacaran, kok ditembak lagi?)

“Ya kan biar uwu..” jawab Suna.

“Nggausah, sini nanti temenin aku beli makanan di supermarket abis itu kita pacaran di taman yang kamu nembak aku dulu, gimana?” Tawar Osamu

“Ih pacarku gemes sekali, oke akumah ngikut pemilik hatiku.”

Lalu dilanjut dengan Suna yang bucin, dan menoel-noel pipi Osamu.


BokuAka Side

“Kak Kou gamau nambah lagi nasgornya?” Tanya Akaashi setelah Bokuto menghabiskan sepiring nasi goreng.

“Nggak deh, aku masih mau makan makanan buatan Mama kamu nanti. Boleh ya?” Pinta Bokuto sambil membersihkan daerah mulutnya lalu menciumi seluruh sisi muka Akaashi.

Oke, Akaashi ingin teriak jika ini adalah kamarnya. Sayang sekali ini kantin, dan dia tidak ingin malu, jadi dia tahan.

“Iya boleh kok, Mamah juga pasti seneng.”

“Oke, nanti pulang sekolah tungguin ya di parkiran. Ikut aku beli makanan buat Mamah.”

“Iyaa,”

“Ih cantik banget sih, sayang banget masih punya keluarga Akaashi. Mau jadi istriku ga?”

Oke Bokuto sepertinya kekenyangan, hingga ucapan melantur dan membuat Akaashi malu.

“Ih masih disekolah kak,”

“Berarti kalo dirumahmu boleh dong? Oke nanti aku bawa semua keluarga besar Bokuto ya? Mau meminang bunga mawarnya keluarga Akaashi. Tungguin ya?”

Dahlah Akaashi mleyot.


KuroKen Side

“Kittennya Kuroo mau tambah applepie nya? Hm?” Ucap Kuroo setelah menyuapkan sepotong applepie terakhir pada Kenma yang sibuk dengan psp nya.

“Ngga, udah kenyang.”

“Oke,” “main game apasih, kok sampe Kuroo dianggurin?”

“Nggatau lupa, tapi ini susah banget. Bos nya kuat.” Keluh Kenma.

“Sini duduk dipangkuan Kuroo, Kuroo bantuin kalahin bos nya.”

Kenma tanpa banyak basa-basi, langsung duduk dipaha Kuroo, lalu Kuroo langsung memainkan game itu dengan Kenma yang serius memperhatikan.

“Ih kok gampang banget kalo kamu yang main?!” Ucap Kenma tak terima.

Plis, ini muka Kenma kiyud banget. Kuroo gabisa nih dengan segala kekiyowoan ini.

“Ya bisalah, kan Kuroo pacarnya Kenma.”

“Ih gaada hubungannya. Sini aku mau main level yang selanjutnya.”

“Cium dulu dong, kan udah dibantu ngalahin bosnya”

”.....nanti aja dirumah, malu kalo disini”

“Gemes banget, ajg!!” “Sama tambah cuddle boleh nggak?”

“Y, udah aku mau main lagi.”


IwaOi Side

“Ih keknya kita ketinggalan acara nembaknya Semi deh Iwa-chan!!” Keluh Oikawa saat melihat semua temannya memulai adegan yang membuat jomblo iri.

“Ya trus mau gimana? Kan gamungkin nyuruh Semi replay acara nembaknya.” Ucap Iwaizumi lalu duduk bersama teman mereka lalu memakan milk bread milik Oikawa tadi.

“Yahh, pasti seru :(”

“Yaudahlah, nih makan milk breadnya. Abis ini pasti masuk.”

“:(”

“Iya nanti, kita minta ceritain si Tendou. Dia pasti ngerekam tadi.” Jawab Iwaizumi menahan gemas muka cemberut Oikawanya.

“OKE!” Jawab Oikawa lalu memakan milk breadnya bahagia.


Bubu masih malu mau ketemu sama gue, kata Tendou padahal gue mau uwu. Ini semua pada uwu depan gue lagi, kan mau juga uwu sama bubu :“( batin Semi yang ternyata keberadaannya tersamarkan karena segala keuwuan itu.

—fin. © All contents by tsumumbul 2021, do not repost without my permission.

#「 Miya Atsumu 」

Setelah melihat balasan Atsumu, Osamu langsung pergi ke kantin diikuti Suna dan yang lain.

Miya Atsumu, saudara kembar dari Miya Osamu sekaligus kakak Miya Osamu, meskipun Osamu jarang mengakui jika Atsumu adalah saudaranya.

Disekolah ini siapa sih yang tidak kenal dengan seorang gadis berambut blonde bernamakan Miya Atsumu?

Setiap dengar namanya, baik murid, guru, ibu kantin, satpam sekolah, dan pengurus kebun sekalipun kenal dengan gadis itu. Atsumu terkenal akan kemalasan, kepintaran dan kenakalannya.

Ya, Osamu juga tidak munafik. Dia juga nakal sama seperti kakaknya. Bedanya dia sudah ada yang membatasi, yaitu Suna Rintarou, pacarnya. Sedangkan kakaknya, sebut saja dia masih jomblo dan tidak ada yang melarang maupun menahannya berbuat nakal.

Orangtuanya pun sudah lelah mengingatkan Atsumu untuk tidak berulah, tapi yang namanya Atsumu. Dia adalah bentukan nyata dari kelapa batu.

“Sama seperti ayahnya.” Kata ibu kembar Miya saat itu.

Sesampainya di kantin, terlihat Atsumu duduk dengan sahabat mereka, Oikawa Tooru.

Gadis selebgram yang hampir seluruh artis kenal dengannya, mungkin. Osamu hanya melebih-lebihkan karena Oikawa memang seterkenal itu.

“Nih,” ucap Osamu menyerahkan bungkusan sandwich kepada Atsumu yang sibuk bermain 'Fail Lari'. Dan umpatan pun keluar mulus dari bibirnya.

“Anj!! Ini orangnya ga dikasih makan apa gimana? Lemes bener kek mulut Komori!!” Umpat Atsumu kesal, dan tak lupa mengolok-olok Komori yang sedang mengunyah batagor.

“Bangsat! Ngapa gue?!” Ucap Komori tak terima.

Atsumu menghiraukan Komori, lalu membuka bungkusan sandwich nya dan memakannya. “Makasih Samu, jadi makin sayang!” Ucap Atsumu membuat Suna mendelikkan matanya.

“Heh!! Punya gue ini!” Ucap Suna sambil melingkarkan lengannya posesif disekitar pinggang Osamu.

“Dih? Dia punya ortu gue kali. Lo mah pemilik sementara, belom nikah kan?” Jawab Atsumu mengendikkan bahu.

“Nikah emang belom, tapi kawin udah. Ya gak Sun?” Tanya Kuroo lalu ngakak bareng Bokuto.

Lalu mereka membicarakan hal random dan tak lama Terushima datang bersama dengan gadis bule dibelakangnya. Ah dia kakak dari Lev, Alisa Haiba.

“Asek ikan Terishima dapet gandengan, ahay!!”

“PJ mau ga tau!!”

“Ngga mau tau tolol, gitu aja kebalik.”

“Oiya maap! PJ nya Ter, gas!”

Atsumu mematikan hp nya lalu menoleh kesamping terlihat Bokuto yang sedang sibuk mengechat Akaashi, pacarnya.

Ya, sekarang Atsumu dan Bokuto yang terpilih menjaga stand. Dan karena Bokuto ini bulol tingkat dewa, dia nanti bakal kekelas Akaashi buat ngapel.

:)

Untung Osamu mau nemenin dia, tapi Osamu pasti diekorin sama sesosok daging bernyawa bernama Suna Rintarou. Tapi gapapalah, Samu kan anti uwu-uwu club.

Kadang Atsumu heran, kok bisa Akaashi yang perfect kayak Mbak Kitashin saudara nya mau sama spesies sejenis Bokuto gini.

“Gue tau gue ganteng Tsum, tapi gausah diliatin mulu kan malu,” ucap Bokuto sambil menyisir rambutnya kebelakang.

“EWH!!1!1”

“Dahlah mau nata barang, bantuin Bok!” Ucap Atsumu sambil berdiri dari duduknya.

“Bantuin apaan?”

“Itutuh tolong ambilin kardus makanannya, biar gue yang nata.”

“Oke,”


Di stand MIPA 01, ada Akaashi yang menata barang yang akan dijual dan Kenma yang sedang sibuk dengan psp nya.

“Ken, tolong ambilin kardusnya tuh,” pinta Akaashi pada Kenma sambil menunjuk kerdus yang tergeletak di lantai.

Kenma mem-pause game nya lalu berjalan mengambil kardus yang dimaksud Akaashi.

Setelah diberikan pada Akaashi, Kenma melanjutkan game nya tanpa ada niatan membantu Akaashi untuk menata barang, begitupun Akaashi tak ada niatan ingin dibantu Kenma.

Selesai menata barang yang akan dijual, Akaashi duduk disamping Kenma sambil melihat-lihat lalu lalang murid-murid.

Tak lama, matanya menangkap teman sekelasnya Sakusa berjalan ke stand kelasnya bersama sepupunya, Komori Motoya.

“Bungkus 5 pudding, berapa?” Ucap Sakusa tepat setelah ia sampai di depan stand kelasnya.

“Hah?”

Akaashi bingung. Datang-datang bukannya mengucapakan sapaan, atau apa. Mereka teman bukan sih?

“25.000 semuanya, buat siapa Sak? Banyak banget, setau gue lu ngga suka manis.” Jawab Akaashi sambil memasukkan pudding yang dibeli Sakusa kedalampaper bag.

“Kayak lu ngga tau aja Shi, mau dikasih ke gebetan imut lah!!” Bukan Sakusa yang menjawab melainkan Komori, sambil sedikit menyenggol lengan Sakusa.

Sakusa hanya mendecakkan lidahnya, lalu pergi meninggalkan Komori.

“LAH SAK?! TUNGGUIN!! MAU LIAT GEBETAN IMUTMU JUGA!!” teriak Komori lalu pergi mengejar Sakusa yang sudah jauh disana.

Akaashi heran, ini mereka beneran sepupu?

Tapi bodo, ngeliat pacar owl nya sudah datang, Akaashi juga lupa daratan. Membuat Kenma memutar matanya melihat Akaashi mode bulol.


Jam 10.11 PM

Atsumu mendengus, sekarang ia sendirian. Osamu memang sudah datang menemaninya tadi. Tapi karena muka melas Suna, ia akhirnya mengusir mereka berdua dengan alasan ia malas melihat uwu.

Suna yang mendengar itu, melihat Atsumu dengan mata berbinar seperti bertemu penolong saat hidupnya sudah diujung tanduk.

“Haaahhhhh.....”

Entah ini helaan napas panjang yang keberapa, ia menyembunyikan kepalanya pada lipatan tangannya dimeja stand.

Bokuto sudah pergi ke stand MIPA 01, untuk meng-uwu bersama Akaashi.

“Panjang banget menghelanya? Bosen?” Suara berat dan rendah terdengar dari depannya, ia mendongak melihat kakak yang menjual pudding kemarin.

Sakusa Kiyoomi.

“Hai Kak Omi!!”

Sapanya dengan senyuman secerah matahari, seindah langit malam, dan secantik bunga.

Ahh, Sakusa jatuh cinta lebih daam lagi.

—fin. @ all contents by tsumumbul 2021, do not repost without permission.

Saat ini Sakusa menjaga stand sambil scroll tiktok, dan terkadang mencari sesosok orang yang ia harapkan untuk lewat.

Dimana Oikawa? Dia sedang disuapi Iwaizumi yang baru kembali dari 'acara berburu makanan untuk membuat Oikawa empuk' nya.

Capek Sakusa tuh, jadi nyamuk melulu.

Pucuk layu, disiram hujan.

Terlihat pasangan paling terkenal uwu seantero SMA ini sedang berjalan menuju ke stand kelas Sakusa. Suna dan Osamu yang sedang mengunyah mochi. Dan Suna yang sedang menekan-nekan pipi gembul Osamu disebelahnya.

Mata Sakusa tidak memperdulikan keuwuan yang terjadi didepan dan belakangnya sekarang, yang ia lakukan adalah mencari sosok berambut blonde ceria yang biasa ikut pasangan SunaOsa ini.

“Oi Sak!! Gila akhirnya gue bisa ngeliat lu tanpa ada buku di sekitarnya.” Sapa Suna saat sampai didepan stand mipa1.

“Alay banget.”

“Oi itu yang dibelakang niat jualan ga sih? Pacaran mulu!” Ejek Suna pada pasangan IwaOi.

“Bacot, udah ada Sakusa juga!” Balas Oikawa

“Ngaca, lu juga pacaran!!” Balas Iwaizumi.

“Betewe kelas ini jualan pudding kan? Gue-” ucapan Osamu terputus oleh nada dering hp nya.

Dengan segera ia menerima telepon, dan sedikit menjauh.

“Iya ini udah nemu, mau beli sendiri apa gue yang beliin?” Ucapnya pada orang ditelepon.

“Oh yaudah, yang jual di stand Mipa1, gue tunggu apa gimana?”

“Okedeh, gue tinggal ya! Oiya, Tsum di stand Mipa 5 juga jualan mochi, enak ini gue beli banyak.”

“Oke nanti gue bagi dirumah.”

“Udah bub? Tsumu yang kesini apa kita yang beliin?” Tanya Suna saat Samu mematikan telepon nya.

“Tsumu yang kesini, kita gausah nungguin katanya. Lagian dia udah mayan deket sini sih.” Jawab Samu.

“Oh yaudah, duluan ya Sak.” Pamit Suna pada Sakusa yang terbengong.

Bentar, ini Atsumu mau kesini? Batin Sakusa terdiam.

Tak lama, datang sosok rambut blonde panjang, ditangannya ada sebungkus permen kapas. Gadis itu berjalan menuju stand Sakusa.

Sedangkan Sakusa, sudah gemetar gugup, melihat sang pujaan hati dalam perjalanan kesini.

Melihat Sakusa yang tak lagi mengeluh seperti tadi sebelum pasangan SunaOsa datang, Oikawa menoleh mendapati Sakusa terlihat gugup dengan seseorang yang hampir sampai di stand mereka.

Ya, dia Miya Atsumu. Orang yang ditelepon Miya Osamu untuk datang kesini.

Kayaknya nanti Sakusa harus sungkem sama SunaOsa, karena udah berbaik hati membuat sang pujaan hati datang kemari.

“Pfftt!!” Oikawa berusaha menahan tawanya dengan mulut penuh makanan melihat Sakusa gemetar gugup disana dengan Atsumu yang sedang fokus memilih rasa pudding yang ingin ia makan.

“Hm?” Heran Atsumu saat mendengar suara tawa tertahan, ia mendongak mendapati Sakusa yang tengah menatapnya. Sedangkan dibelakangnya ada Oikawa dan Iwaizumi yang sedang menahan tawa.

“Ohh!! Tooru!!! Lama ga ketemu!!” Sapa Atsumu melambaikan tangan ceria pada teman seperjuangannya itu.

Oikawa ikut melambaikan tangan, sambil berjalan menuju Atsumu dan ia berdiri disamping Sakusa yang masih mematung.

“Hai Atsumu!!! Mau beli apa? Maaf ya ga dibantuin nyari sama yang jaga,” ucap Oikawa sambil melirik sebentar Sakusa yang masih terbengong.

“Iya gapapa,”

“Oiya Tsumu!! Kenalin ini temen Tooru sama Iwa, namanya Sakusa Kiyoomi.” Ucap Oikawa memperkenalkan Sakusa kepada Atsumu, membuat Sakusa makin gemetar.

Ngakak banget si Sakusa gemeteran, didepan Atsumu awokawok batin Oikawa ngakak.

“Iya, salam kenal!! Gue Miya Atsumu, kelas Mipa 7. Saudara kembar Miya Osamu, pacarnya Suna.” Ucap Atsumu sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan.

Sakusa pelan-pelan memegang tangan Atsumu tidak ingin menyakiti tangan kesayangannya yang begitu imut didepannya.

“Sakusa Kiyoomi,” ucapnya singkat.

“AWOKAWOKAWOK, SUMPAH NGAKAK BANGET SIH!!! KOK LO BISA GINI SI SAK?!!” tawa Oikawa melihat teman expressionless nya ini gugup.

“Bacot.” Balas Sakusa

“Ee anu ini, tangannya dilepas dulu. Mau bayar pudding, ehehe” ucap Atsumu menggoyangkan pelan tangan mereka yang masih terpaut.

“ASTAGAAA, AWOKAWOKAWOK!!! UHUK!!UHUK!!”

Tawa Oikawa makin menjadi setelah mendengar perkataan Atsumu, batuk tadi pun seakan tak berpengaruh padanya dan melanjutkan tawa sambil memukul meja stand melihat Sakusa yang tengah malu.

Atsumu disini sedikit bingung sama Oikawa, udah batuk gegara ketawa tapi masih dilanjut. Tapi ya gimana, Oikawa juga gajelas orangnya.

“Ini, aku pilih yang rasa susu. Beli 3 kotak ya?” Ucap Atsumu sambil mengeluarkan uang dua puluh ribu dari kantongnya dan memberikannya kepada Sakusa.

Setelah memberikan kembalian, Atsumu ijin pergi. Mata Sakusa tak lepas memandangi sang pujaan hingga hilang ditelan orang-orang lalu lalang.

“Gausa diliatin sampe segitunya kali, Sak” ucap Iwaizumi menyadarkan Sakusa dari pandangan orang lalu lalang.

“Awokawokawok, harus kabarin di grup ini!!” Ucap Oikawa, berniat ember tentang kejadian hari ini.

—fin. © All contents by tsumumbul 2021, do not repost without permission.

Hari ini tibalah hari dimana Sakusa bisa melihat pujaan hati sepanjang hari.

Sakusa dan teman-teman yang lain masih menyiapkan stand tempat mereka menjual sesuatu untuk ikut merayakan acara ulang tahun sekolah tahun ini.

“Gue tau kalo ku keburu-buru mau lihat ayangbebeb, tapi bantuin kelas yang bener dong jan asal naruh barang” sindir Oikawa saat melihat barang yang Sakusa tata tidak rapi dan aesthetic.

“Berisik, masih untung gue mau bantuin ya,” balas Sakusa.

“Sakusa sama Oikawa, nanti kalian berdua ya, yang jaga stand.” Pinta Kitashin yang membuat kedua bulol ini mendelik tak terima.

“LOH KALO AKU YANG JAGA? IWACHAN SAMA SIAPA? GAMAU KITAA!! SI SAKUSA SENDIRIAN AJA, DIAKAN JOMBLO!!” teriak Oikawa

“ENAK AJA, GUE DIEM DISINU TUH UDAH KEK BUNUH DIRI TAU GAK?! MANA DISINI KUMANNYA GA FRIENDLY BANGET!!” teriak Sakusa tak terima ia sendirian yang jaga.

“Gamau tau, pokoknya harus kalian berdua yang jaga. Sudah saya mau ngurus yang lain dulu.” Balas Kitashin tidak memperdulikan keluhan dua bulol itu.

“Gabut banget, kalo gini gue gabisa menebarkan aura kecantikan gue ke orang-orang” curhat Oikawa sedih.

“Apaan banget? Lu liat gue, mana bisa ketemu Atsu gue kalo gue diem disini.” Balas Sakusa

:(


“Tsumu itu kerdusnya jangan taruh dijalan, ada yang kesandung ngakak kita nanti.” Ucap Osamu menunjuk kerdus yang tergeletak ditengah jalan dengan banyaknya orang lalu lalang.

“Oiya, wkwkwk!!” Tawa Atsumu lalu beranjak mengambil kardus itu meletakkannya di meja.

“Btw Sam, nanti bareng siapa jalan-jalan nya?” Tanya Tsumu

“Bareng Suna lah.”

Oiya, itukan pertanyaan yang udah pasti jawabannya.

“Yaudahdeh, soalnya aku mau kulineran sendiri. Mau makan banyak!!” Ucap Atsumu excited.

“Oiya Sam, kalo kamu nemuin yang jual pudding bilangin ya, takutnya aku nyari ganemu. Suna kan banyak kenalannya.” Pinta Tsumu, sambil berbisik pada saudarinya diakhir.

“Oke, gampang itumah!!”

“Atsumu! Osamu! Kalo mau jajan sana, udah selesai juga ngerapihin barangnya.” Ucap Shirabu menghampiri si kembar itu.

“Oke, jadi kamu sama Semi kan yang jaga?” Tanya Atsumu memastikan.

“Iya.”

“Jangan berduaan mulu kek tahun kemarin, geli liatnya.” Ucap Osamu nyelekit.

“Ngaca.” Setelahnya Shirabu meninggalkan keduanya, dan si kembar berpisah.

“Hati-hati Tsumu!! Jangan mau kalo diajak orang asing!” Ucap Samu sebelum pergi bergandengan dengan Suna yang datang menyusulnya.

“Oke!!”

—fin. © All contents by tsumumbul 2021, do not repost without permission.