tsumumbul

tw // genderband, fluff Enjoy! <3

(n.) untuk pertama kalinya aku berjarak dekat sekali dengan perempuan, dan itu adalah dirimu.


Dibelakang stage semua sibuk kesana-kemari, Atsumu dan Osamu diminta untuk menunggu hingga saatnya tampil, dan saat ini Osamu sedang memetik senar gitarnya dengan serius. Atsumu kadang ikut menyanyikan lagu dari nada yang dimainkan Osamu.

Hingga datang gadis dengan rambut coklat fluffy nya, Oikawa Tooru. Oikawa datang menghampiri mereka dengan mic kecil ditangannya.

Read more...

Atsumu kira suasana didalam mobil akan sepi, tapi ini sangat berbeda jauh dari apa yang ia bayangkan. Mobil dikendarai oleh kakak perempuan Sakusa, disebelahnya kosong.

Read more...

Sepulang sekolah, Atsumu sudah bilang ke Osamu. Dia mau kerumah Sakusa untuk ngejenguk Sakusa yang sakit, Osamu iya-iya aja.

Tepat setelah bel pulang sekolah, Atsumu masukin semua bukunya ke tas, lalu jalan ke arah parkiran sambil nyari rekomendasi buah tangan untuk orang sakit.

Ga terasa dia udah sampe diparkiran, dia tolah-toleh cari lelaki berambut cokelat.

“Udah nunggu lama, Tsum?” Ucap seseorang dibalik badan Atsumu.

“Iyaa, darimana aja?”

“Biasalah, panggilan alam”

“Ooh, ayook buruan. Tokonya buka sampe jam 3 sore, ini udah jam 2.” Ajak Atsumu, lalu mereka bergegas menuju ke mobil Komori.

Komori mengendarai mobilnya menuju ke toko sushi yang katanya adalah langganan dari keluarga Miya. Ia turun dan memesan 4 paket sushi take out, setelahnya mereka juga mampir ke toko buah, untuk membeli sekeranjang buah.

Setelah selesai semua yang dibeli diletakkan di bangku tengah, Komori menjalankan mobilnya menuju ke Mansion keluarga Sakusa. Tak lama karena dari toko buah tadi ke mansion Sakusa, tidaklah jauh.

Mansion Sakusa terletak di daerah Residence Mewah dan suasananya sangat tenang juga. Komori berhenti di pos satpam, mengeluarkan tanda ijin masuk setelah disetujui mereka melanjutkan perjalanan ke mansion Sakusa.

Selama dalam perjalanan menuju mansion Sakusa, mereka melewati banyak sekali mansion-mansion lainnya yang bertingkat-tingkat. Ada mansion bertema klasik, Eropa, Itali, dan lain-lain. Tapi yang pasti tidak ada mansion yang satu lantai disini.

rumah sakusa

Dan mobil Komori sudah memasuki sebuah mansion bercat putih dan halaman yang hijau subur.

Setelah terparkir rapi di garasi mobil, mereka berdua keluar dengan segala bawaan dari Atsumu.

Dari luar sudah terdengar ramai sekali didalam mansion itu. Atsumu menoleh kearah Komori, terlihat Komori memasang wajah 'semoga kau selamat'.

Berdiri didepan pintu utama, jari Komori menekan bel disamping pintu itu, dan tak lama pintu terbuka memperlihatkan banyak orang sedang menatap mereka berdua.

”..... selamat sore,, saya Miya Atsumu teman dari Omi- Sakusa Kiyoomi maksudnya,,” ucap Atsumu sedikit merasa terintimidasi.

“Jadi ini,,” ucap seorang wanita paruh baya dengan satu titik hitam di atas alisnya, seperti Sakusa.

“KOK IMUT BANGET SI?! JADI ANAK SAYA AJA GIMANA?!!” Teriak seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat sama seperti Komori, bedanya rambut wanita itu bergelombang.

“HAH?! INI PACARANYA KIYOO, UDAH HAK PATEN PUNYA KELUARGA SAKUSA!” teriak wanita mirip Omi tadi tidak terima.

“HALAH, BELOM NIKAH AJA. AYOK TSUMU-CHAN JADI ANAK TANTE AJA, YA?” Bantah wanita rambut coklat bergelombang itu.

“Ayo Atsumu-chan masuk dulu, duduk baru kita ngobrol.” Ucap seorang lelaki dengan paras hampir mirip dengan Omi, mengambil barang bawaannya.

Lalu Atsumu didorong oleh pria paruh baya yang mirip Komori menuju ruang tengah yang sangat lebar yang terhias lampu gantung mewah diatasnya, meninggalkan kedua wanita yang bertengkar tadi.

Sudah duduk, semua orang menatap Atsumu yang terduduk tegang di sofa single ditatap seluruh manusia itu dengan tatapan yang berbeda. Dan ketambahan satu wanita muda, wanita itu persis Omi yang bergender wanita.

“Jadi, tsumu-chan mau jadi anak Tante?”

“Dibilang Atsumu-chan itu calonnya Kiyoo!”

Tanpa menghiraukan pertengkaran kedua wanita paruh baya itu, para suami mereka membuka box sushi dari Atsumu. Melihat itu Ibu Sakusa dan Komori berebut menyuapi Atsumu dengan berbagai macam sushi.

Atsumu kewalahan menerima semua suapan itu, pipinya menggembung seperti tupai yang menyimpan makanannya.

Kemudian terdengar suara derapan kaki yang terdengar terburu-buru, muncul Omi disana dengan wajah sedikit kelelahan.

“Yo bro, gue bawa obat berjalan lu nih” ucap Komori menunjuk pada Atsumu yang menoleh pada Sakusa dengan pipi tupainya. ANJ!! GEMAS.

Tanpa basa-basi, Atsumu ditarik Sakusa menuju kamarnya dilantai atas, meninggalkan sekelompok orang itu terbengong.

”....sushinya kubawa satu box ya? Enak soalnya” ucap kakak perempuan Sakusa membawa satu box sushi dari adik iparnya itu.


“Atsu ngga capek kesini? Kan baru pulang sekolah..” ucap Sakusa khawatir sambil mengelus dahi, pipi, hidung, dan rambut Atsumu.

Sedangkan Atsumu yang ditanyai hanya sibuk mengunyah banyak potongan sushi dimulutnya. Geli geli gimana gitu, kan posisi tangan Sakusa sekarang di pipinya Atsumu, jadi kayak pegang pipi tupai ngunyah.

“Enggaa, bareng sama Komori tadi. Disekolah ya cuman duduk nemenin Bubu jaga stand kok,,” ucap Atsumu setelah menelan semua sushinya.

“Iyadeh, Atsu gamau ganti baju dulu, hm? Ribet banget kalo pake seragam,,”

“Tapi aku gabawa baju,,”

“Pinjam punya Omi dulu, biar Atsumu lega badannya.”

“Okede,, mana?” Ucap Atsumu sambil mengadahkan tangannya

“Bentar ya, Omi ambilin.” Lalu Sakusa berjalan menuju wardrobe nya, kembali dengan setelan sweater dengan celananya, berwarna abu-abu.

Diberikan setelan itu pada Atsumu, dan Atsumu memasukki kamar mandi untuk berganti baju.

Setelah selesai, kini mereka berdua duduk dikasur milik Sakusa. Mengbengong satu sama lain.

Sakusa bingung, deg-deg an, dan excited karena ini adalah hari pertama dimana Atsumu berada dirumah dan dikamarnya. Sedangkan Atsumu bingung mau ngapain.

“Omi punya rekomendasi film? Bosen,,” akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film. Lebih tepatnya kartun, Bernard.

Selama film dimulai, mata Sakusa mulai memberat karena semalaman kemarin ia sibuk bolak-balik kamar mandi karena perutnya kembung.

Jadinya ia tidur dengan tangan yang memeluk Atsumu, sedangkan Atsumu fokus dengan film nya tidak menyadari Sakusa tertidur.

Tok tok tok

Suara ketukan itu membuat Atsumu menoleh kearah pintu kamar Sakusa lalu kearah pemilik kamar. Niat hati Atsumu akan membangunkan Sakusa, tapi pintu keburu dibuka menampakkan dua wanita paruh baya dengan senyuman lebar dan gemas diwajah mereka.

Dengan cepat Atsumu melepaskan diri dari pelukan Sakusa dan berdiri menghampiri mereka.

“Atsumu-chan ikut kita shopping yuk, tante butuh rekomendasi dari anak muda, hehehe”

“Atsumu ga bawa baju tante, ini aja pinjam punya Omi,”

“Omi siapa? Nickname nya Kiyoomi kah?”

“Pinjam baju punya kakak aja, pasti cukup kok,” saut seseorang lagi yaitu kakak perempuan Sakusa.

“Nah, okeoke ayoo tsumu-chan, siap-siap keburu malem!!”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Atsumu sedang meneduh di stand kelasnya, sekalian nemenin Shirabu yang ditinggal Semi. Semi sibuk banget nyiapin ini itu buat pentas dihari terakhir besok.

“Kok lesu banget Tsum? Kenapa?” Tanya Shirabu melihat sedari tadi pagi Atsumu terlihat lemas seperti belum makan.

“Dari kemarin gak keliatan Omi,, Shirabu tau Omi kemana?”

“Nggatau tuh, biasanya kan Sakusa ngekorin kamu terus, tumbenan sekarang ilang?”

“Nah iya itu, tadi pas lihat kelas Omi, dibangkunya Omi kosong. Omi ga masuk kah?”

“Udah tanya sama Sakusa?”

“Udaah, tapi belum dibaca dari tadi pagi,,”

“Coba tanyain Komori, diakan sepupunya Sakusa,,” usul Shirabu

“Oiyaya, okee. Tapi Bubu punya nomernya Komori, ga?”

“Engga, lah kamu ngga punya emang?”

“Ehehehe enggak,”

“Yaudah bentar, ku mintain dulu.”

Setelah berbicara seperti itu, Shirabu fokus ke hp nya, mengetik disana. Tak lama ada pesan masuk dari Shirabu.

“Itu, udah dapet nomernya. Dikasih Oikawa tadi, dia sekelas sama Komori.”

“Makasiih, Bubu <3”

“Iya sama-sama, udah sana tanyain, jangan lesu mulu mukanya.”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

“Mana Sakusa?” Tanya Kitashin yang datang bersama dengan berkas-berkas OSIS ditangannya bertanya pada Kenma yang menjaga stand.

Kenma ngedongak ngeliat Kitashin bareng sama cowok yang mukanya kek kenal, tapi Kenma ga kenal.

“Dikelas, katanya mau ngegalau.” Jawab Kenma

“Ngegalau kenapa?” Tanya Kitashin heran

“Si Calon Pacarnya, dipeluk orang lain.”

“Hah?”

“Liat aja di grup, dia heboh tadi pagi” ucap Kenma dengan segera Kitashin membuka hp nya yang sedari pagi tadi ia simpan di saku.

“Loh,, ini kamu bukan?” Tanya Kitashin melihat foto yang dikirim Sakusa di grup kepada lelaki disampingnya.

“Hm? Loh iya, Atsumu tadi langsung loncat pas udah buka pintu abis itu disusul Osamu ikut loncat. Mereka meluknya erat banget, agak linu sampek sekarang.”

“Ahahah, ini temenku iri loh sama kamu,,” balas Kitashin

“Hah? Ooh dia yang suka sama Atsumu?”

Ucapan kedua orang didepannya membuat Kenma bingung, jadi si laki depannya ini adalah orang yang pingin Sakusa banting?

“Aduuh, udah ayook kamu ikut aku minta maaf sama Sakusa. Dia itu udah bucin banget sama Atsumu,,” ajak Kitashin sambil menarik tangan lelaki itu meninggalkan Kenma dengan game nya yang game over.

Lalu datang makhluk hidup yang akhir-akhir ini membuat jantungnya berkerja keras, Kuroo.

” Hai Meng Cantik, lagi apa?”

Degdegdegdegdeg...


Sakusa Kiyoomi. Anak bungsu dari keluarga Sakusa, kini sedang menelungkupkan kepalanya di meja.

Atsumunya yang gembul, gemes, empuk, imut, pelukable dipeluk sama orang yang baru saja Sakusa lihat.

Otakknya selalu berkata bahwa itu adalah orang yang spesial bagi Atsumu, melihat bahagianya Atsumu memeluk orang itu.

“Bngst, pen gue bakar tuh wig kepala sekolah,,”

Pintu kelas terbuka, Sakusa tidak melihat siapa datang. Dia badmood.

“Sakusa, ini ada saya bawa orang yang ada perlu sama kamu,”

Sakusa mendengar suara Kitashin berbicara, dia mendongak mendapati lelaki yang memeluk Atsumu tadi pagi. Mukanya yang emang udah judes makin judes, keliatan banget si Sakusa ini udah benci sama orang itu.

“Aduh, sebelumnya maaf saya lupa ga ngenalin diri. Saya Ojiro Aran, tunangannya Kita Shinsuke. Teman yang udah dianggap kakak sama Miya kembar.”

Hah?

“Gini Sakusa, kemarin itu saya berniat mengunjungi keluarga Miya yang bakal jadi keluarga saya juga, secara saya kan tunangannya Kitashin. Tapi emang pada dasarnya perawan kembar Miya itu barbar sifatnya, jadi langsung meluk aja.”

“Tapi beneran deh, saya cuma teman dekat yang bakal jadi ipar mereka, jadi jangan salah paham sama saya ya?”

Penjelasan dari lelaki bernama Ojiro Aran ini membuat Sakusa terdiam, sedangkan Kitashin sibuk menahan tawanya dengan menyembunyikan wajahnya dibalik berkas yang ia bawa.

“Jadi, lu bukan pacarnya Embul?”

“Embul siapa? Oh Atsumu? Duh saya yang mau jadi iparnya aja ini udah males banget, kalo ga cinta mati sama Kitashin saya males satu saudara sama perawan Miya kembar itu,,”

“Udah ya Sak, jangan musuhin tunangan ku lagi. Kasian dia dari kemarin dijailin sama Miya kembar dari malem sampek pagi ini,,” ucap Kitashin yang semakin membuat Sakusa malu.

“Iya, aduh maaf ya, Aran.”

“Ahaha iya sans aja, betewe semoga kuat ya suka sama cewek modelan Atsumu,,”

“Ahaha, kuat banget ini, Atsumu nya imut gimana nggak kuat.”

“Bucin banget, heran.”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

tw // genderband, fluff Enjoy! <3

(n.) pertemuan dimana kau menabrakku, dan membuatku terus memikirkanmu setiap saat. Bahkan wangimu masih membekas dijaket yang kugunakan saat itu.


“Haaahh....” Helanya saat selesai memarkirkan motornya diparkiran khusus mahasiswa.

“Panjang bener bro hela napasnya?” Saut seseorang dari belakang pemuda berambut kriwil yang kerap dikenali dengan nama Sakusa Kiyoomi. Sakusa menoleh mendapati temannya beda jurusan bernama Suna Rintarou bermata sipit, tapi dompetnya tidak sipit.

“Capek, sekarangkan ada bazar itu, ngurusin inilah itulah,,” jawab Sakusa saat Suna sudah sampai disampingnya, mereka berjalan bersama memasukkan area univ.

Disana sudah ramai dengan mahasiswa, orang luar dan para dosen yang berkeliaran. Ya ini acara terbuka, jadi semua orang bisa masuk dan melihat-lihat.

Segera mereka memasuki sebuah ruangan, disana memang ada lebih sedikit orang dari yang diluar, tapi orang-orang yang berkeliaran disini lebih memusingkan daripada yang diluar.

“Sak, anak yang bakal jadi bintang tamunya, datang sekitar jam 8, lu yang ngarahin mereka ya?” Ucap Iwaizumi

“Oke, berapa orang?” Jawab Sakusa

“Dua, perempuan semua.” Setelah menjawab pertanyaan Sakusa, Iwaizumi langsung pamit pergi karena dia mau ngurus yang lain bareng Daichi.

Sakusa jalan menuju Sugawara minta walkie takey, buat ngabarin satu sama lain kalo ada perubahan apa gitu.

Setelah dia dikasih walkie takey, Sakusa jalan keluar mau ngambil maskernya dan handsanitizer. Lalu lanjut jalan menuju kearah gerbang masuk, nungguin si bintang tamu ini datang.

Sakusa nungguin si bintang tamu ini sambil nyender di dinding pos satpam yang ga jauh dari gerbang.

Jam 7.57 ada dua perempuan muka sama, beda warna rambut sama warna mata. Dari jauh udah keliatan kalo mereka keburu-buru.

Salah satu dari mereka yang rambutnya berwarna pirang jalannya buru-buru banget, sampek galiat jalan, dan Sakusa udah nebak mereka adalah bintang tamu yang dimaksud Iwaizumi.

Mungkin mereka takut telat, jadi si pirang jalan ga liat didepannya ada apa. Sedangkan si rambut abu malah gapeduli sibuk liat kertas yang ia pegang.

Bruk!

“Aduh, maaf kak. Saya buru-buru,,” ucap si pirang segera setelah menabrak dada Sakusa. Jadi Sakusa dikit nunduk buat liat si pirang.

“Wanginya seger, eh apa manis ya?”

“Makanya jalan tuh pake mata,,” ucap si abu pada si pirang.

“Jalan ya pake kaki lah, kalo pake mata kan serem!” Bales si pirang ga terima

“Lagian kok bilang sih Sam, kalo didepan ada orang?” Tanya si pirang pada si abu.

“Lah, akukan sibuk apalin chord lagunya, nantinya lupa kamu marah,,” jawab si abu ga terima

“Bukannya semaleman kamu genjreng-genjreng sampek kita dimarahin Bunda, karena rame?”

“Ya kan namanya juga ngapalin lagi, sewot banget. Udah sana tanya kakaknya, kali aja tau Kak Iwa!!”

“Oiya! Ehehe anu kak, kakaknya tau Kak Iwaizumi Hajime?” Tanya si pirang pada Sakusa, yang sedari tadi melihat pertengkaran si kembar.

“Iya tau, kata Iwaizumi kalian aku yang urus. Ayok masuk dulu,,”

“Oh, oke kak makasih!!” Jawab Si pirang abis itu dia narik kembarannya yang lagi ngeliatin kertas yang bertuliskan banyak sekali chord gitar.

Sambil jalan, karena jarak gerbang ke dalem area Univ lumayan jauh. Jadi Sakusa memutuskan untuk memulai percakapan sama mereka.

“Kalian namanya siapa?” Tanya Sakusa

“Saya Miya Atsumu kak, ini kembaran saya Miya Osamu.” Jawab si pirang yang bernama Miya Atsumu, sedangkan si abu yang namanya Miya Osamu, cuman nganggukin kepala aja abis itu sibuk sama kertasnya lagi.

“Kalo kakak siapa?” Tanya balik Atsumu.

“Sakusa Kiyoomi.”

Setelahnya mereka ngobrol banyak, dan karena sifat humble Atsumu mereka jalan dengan segala ocehan Atsumu bagaimana marahnya Bunda mereka pas Osamu berisik latihan gitar, tentang sering habisnya handsaplast karena jari Osamu kadang luka karena kebanyakan main gitar atau masak.

Dibales ejekan Osamu yang bilang kalo Atsumu sering rebahan dan dimarahin Bunda mereka, jarang mandi, sok sok an mau diet, tapi pas Osamu buat onigiri digado mulu, bilangnya diet nya besok aja, halah.

Ga kerasa mereka udah sampai di area Univ, dan si kembar Sakusa arahkan untuk menuju ke Kita Shinsuke, sebagai penanggungjawab acara ini.

Entah kenapa, Atsumu udah ga disampingnya lagi. Tapi wangi parfumnya masih nempel di hidung Sakusa. Ngebuat Sakusa jadi senyum-senyum mulu kalo inget muka gemesnya.

“Duh jadi pengen memiliki,, “

Dan Suna yang ada dibelakang Sakusa ngernyit heran, ini temennya mabok apa gimana kok senyum-senyum sendiri?

Padahal niat Suna mau nyamperin Sakusa tuh buat nanya, siapa perempuan rambut abu yang tadi bareng sama Sakusa dan perempuan pirang.

Tapi kek nya Sakusa masih gila, jadi nanti aja deh nanya nya.

“Padahal pengen tau nama si rambut abu, imut banget Tuhan. Kokoro gabisa nih diginiin pagi-pagi,,”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Setelah mengisi perut dengan bumbu adegan yang bikin jantung Atsumu workout, kini mereka udah sampe di area Amusement Park.

Mereka keluar dari mobil, karena Sakusa kelamaan dia masih ngambil masker, handsanitizer, dll. Atsumu keburu narik tangan Sakusa buat antri tiket masuk.

Sakusa yang tangannya dipegang lagi kayak di Cinema, kesemsem kaya orang baru kenal pacaran.

Mereka antri gak lama, kini giliran mereka buat dipasangin gelang tanda kalo mereka pengunjung taman bermain dan udah punya tiket masuk.

Pas masuk Atsumu pandangannya excited banget,,

“Mau naik itu?” Tanya Sakusa sambil nunjuk komedi putar yang gak jauh dari mereka berdiri.

Dan Atsumu jawab pake anggukan kepala yang semangat banget, astaga gemes!!!

“Mau main itu gak?” Tunjuk Sakusa ke area bom-bom car, Atsumu ngangguk lagi,

“Mau naik Rollercoaster gak?” Tunjuk Sakusa pada antrian Rollercoaster yang lumayan panjang.

Atsumu ngangguk lagi, dia excited banget kakinya daritadi tanpa sadar kek loncat-loncat kecil buat dia makin gemes dimata Sakusa, gemes banget minta dipeluk.

Dan Sakusa tanya sambil nunjukin semua wahana, seperti Sky Swinger, Bianglala, dll.

“Iyaaa mau naik semua, ayok antri entar keburu banyak yang datang!!” Ucap Atsumu ga sabar, Atsumu goyangin genggaman tangan dia sama Sakusa yang sedari pasang gelang tanda masuk ga lepas sampek sekarang.

“Iya, ayok gausa keburu gitu entar nabrak orang,,“balas Sakusa yang lagi gemes sama calonnya ini.

Abis itu mereka antri di wahana Rollercoaster, Atsumu gak keliatan takut, dia malah seneng banget daritadi genggaman tangan mereka digoyangin mulu sama Atsumu.

Setelah antri Rollercoaster, Atsumu mukanya udah seneng banget. Selama naik tadi tangannya genggam tangan Sakusa erat banget.

Setelah rollercoaster, mereka lanjut antri di wahana Sky Swinger, karena itu antriannya lumayan dikit sekitar 20 orang gitu, sedangkan yang lain bisa-bisa sampek 50 orang. Dan tetap saat naik Sky Swinger, mereka tetep gandengan tangan. Mesra banget, padahal gaada status,,

Setelah Sky Swinger, lanjut Bumper Car atau Bom-bom car, disini mereka ga pegangan, tapi mereka tabrak-tabrakan, kejar-kejaran pake bumper car nya.

Setelah capek ketawa sama kesenggol sana sini karena bumper car, mereka jalan berdua mereka mau nikmatin angin sambil naik komedi putar. Atsumu selama disini seneng banget, kek ini tuh adalah hari terbahagia dia gitu.

Dalam sehari ini, ga sehari juga sih. Dalam setengah hari ini, Sakusa ngeliat banyak ekspresi di wajah Atsumu. Wajah merahnya pas dinner, wajah takutnya pas di Cinema, wajah excited, bahagia, kaget, seneng.

Di komedi putar, mereka milih bukan yang bentuk kuda melainkan yang bentuk kereta kuda gitu, jadi ada senderannya. Dan ya setelah keluar dari wahana Bumper Car, tangan mereka genggam satu sama lain lagi sampek sekarang.

Enak banget, duduk-duduk santai sambil nikmatin angin, komedi putranya gak terlalu cepet muter karena emang banyak balita yang naik jadi ga terlalu pusing gitu.

Setelah turun dari komedi putar, kini mereka mau antri naik bianglala. Mungkin karena udah makin malem, makin banyak orang yang datang, dan yang antri bianglala juga makin banyak.

Tapi sambil nunggu agak lumayan dikit antriannya, Sakusa sama Atsumu liat-liat aksesoris yang banyak dijual disana. Karena kalo nungguin antrian bianglala kan bosen, jadi mending jalan-jalan aja dulu.

“Iih lucu, coba deh Omi pake” ucap Atsumu saat melihat bando bermotif kelinci putih. Sakusa nurut aja, toh Atsumu mukanya seneng gitu, gemes.

Abis itu Atsumu kegirangan ngeliat Sakusa cocok banget pake bando itu, akhirnya ia milih juga bando itu juga, biar kembaran, katanya.

Mereka bayar dua bando itu, mereka juga beli gelang kembar simple sih, gamau rempong dan Sakusa juga setuju aja, karena Atsumu seneng juga.

pic by pinterest

“Ada diskon kak buat yang pacaran, jadi semula harganya Rp 34.000,00 jadi Rp 24.000,00” ucap si penjual pada keduanya yang bengong, ini siapa yang pacaran?

Tapi ya diterima ajasih, kan rejeki gaboleh ditolak kata Mamah.

“Ahahah kok bisa ga tanya dulu gitu, pacaran atau engga. Kan datang kesini ga harus bareng pacar.” Kata Atsumu setelah mereka keluar dari toko itu.

Mereka udah pake bandonya dan gelangnya juga, biat ga ribet bawa-bawa belanjaan segala.

Lucu gitu ngeliat Sakusa yang serem auranya pake bando yang kiyod, kalo Atsumu mah jan ditanya, daritadi banyak yang ngeliatin Atsumu sampek Sakusa pelototin tapi masih tetep aja ada yang ngeliat.

pic by pinterest

“Iya, tapi yaudah si biarin. Ayok naik bianglala, itu udah agak mendingan paling sekitar 30-35 orang lah itu yang antri,,” balas Sakusa

“Yukk!!”

Saat giliran mereka naik, dicegat dulu sama petugasnya,,

“Maaf Kak, khusus untuk yang pacaran ada diskon, jadi ini uang tiketnya kelebihan,,” ucap si petugas

Belum Sakusa nangkal kalo mereka belum pacaran, sama si petugas udah disuruh cepetan naik. Karena mesin bianglala nya mau dinyalain.

”...yaudahlah ucapan adalah doa.” Lirih Sakusa, ia melihat Atsumu yang dari tadi gasabar banget pen nyampek puncak.

Atsumu juga udah siap buka kamera, “nanti kalo udah dipuncak kita harus foto Mi, buat bukti sah kita udah kesini,,” katanya tadi pas masih antri.

Sedikit lagi, entah kenapa kayak waktunya jalan lambat, ini kurang dikit lagi mau sampek di ujung. Tinggal satu lagi sampe diujung, buru-buru Atsumu narik lengan Sakusa, kebetulan maskernya dia udah kebuka,,

Mungkin karena serangan langsung, gaada aba-aba Sakusa kaget reflek noleh dan,,

...cup!! Cekrekk!!

Pas diujung atas, ciuman pipi tanpa kesengajaan itu terjadi. Dan bukti nyata yang Atsumu inginkan, juga menjadi bukti nyata ciuman pipi yang telah mereka lakukan.

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Film sudah selesai, dan sekarang mereka bersiap menuju ke restoran yang sudah dibooking oleh Sakusa sebelumnya.

Atsumu sudah tidak lagi cemberut, sekarang dia mengeluh karena kebanyakan kaget dia merasa lapar.

Sekarang mereka dalam mobil dengan Atsumu yang sedang memegang perutnya, kelaparan. Sesungguhnya Sakusa ingin tertawa sekarang, karena muka Atsumu sangat imut, bibirnya mengerucut sedari tadi, membuat Sakusa menahan untuk tidak mengecupnya.

Tak lama, mereka sudah sampai di restorannya. Saat selesai mobil baru selesai diparkirkan, Atsumu langsung keluar dan menunggu Omi-nya di pintu masuk.

Mungkin karena lama, Atsumu dengan tak sabar menggandeng tangan Sakusa masuk ke restoran. Mereka memesan beberapa makanan.

Selagi menunggu masak, Atsumu sibuk memakan sandwich stoberinya membiarkan Sakusa menatapnya.

Mungkin karena kelaparan, Atsumu memakan sandwich hasil ia menguras dompet Sakusa, bibirnya belepotan dengan krim sandwich. Membuat Sakusa geleng kepala melihat tingkah gemas pemilik hatinya itu.

Tangan Sakusa menjulur mengarah ke mulut Atsumu, Atsumu sudah siap siaga menjaga semua jajanannya, karena dia pikir Sakusa akan mengambilnya. Tapi Sakusa malah mengusap krim dibibirnya dengan lembut, dan krim yang berpindah dari bibir Atsumu ke jempol Sakusa, Sakusa bersihkan menggunakan lidahnya.

Hal itu membuat Atsumu terdiam dan tak lama wajahnya kembali memerah. Itu membuat Sakusa tertawa geli, mengundang perhatian orang-orang.

Setelahnya semua makanan yang mereka pesan sudah tersaji hangat didepan mereka. Tanpa menunggu lagi, Atsumu langsung menyendokkan makanannnya kemulutnya.

“Enak!!” Serunya sembari mengangkat jempol.

“Omi pesen apa? Minta boleh?”

“Nih, makan aja..” jawab Sakusa, karena Atsumu tidak segera menyendokkan makanannnya ke pada piringnya sendiri, Sakusa pun menyuapi Atsumu yang membuka mulutnya sedari tadi.

“Enak!!”

“Mau pesen kayak gini, hm?” Tawar Sakusa

“Iya, ditake out aja ya? Gasabar mau ke pasar malam, hehe”

“Iya, apapun buat Tuan Putrinya Omi,,”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Saat ini Sakusa dan Atsumu sudah ada didalam mobil milik Sakusa. Mereka diem-dieman karena emang Sakusa bingung mau ngomong apa dan Atsumu sibuk sama hp nya.

“Jadi,, sekarang kita bakal nonton apa Mi? Horor? Roman? Action?” Tanya Atsumu memecah keheningan.

“Horor, kamu berani?”

“Berani!! Apa judulnya?”

“The Conjuring: The Devil Made Me Do It”

“Oooohhhh, Samu biasanya takut banget kalo sama season film itu. Tapi nanti boleh beli popcorn dulu?” Pinta Atsumu yang tanpa sengaja menatap Sakusa dengan puppy eyes nya.

“Iya boleh, beli banyak juga gapapa. Kalo perlu satu studio kubeliin popcorn.” Jawab Sakusa terpengaruh mata imut itu.

“Ehehehe, mwakasii”

Tak butuh lama-lama, kini mobil Sakusa sudah terparkir rapi di parkiran salah satu Cinema yang lumayan ramai malam itu.

Atsumu sempat terpesona dengan keindahan Sakusa saat serius memarkirkan mobilnya dengan sempurna. Matanya yang tajam dan serius itu memang terlihat kejam, tapi Atsumu selalu ditatap lembut oleh mata itu.

“Atsu? Kenapa bengong? Udah selesai nih, gamau turun?” Ucap Sakusa yang ternyata sudah berdiri membukakan pintu tempat duduk Atsumu.

Atsumu turun dengan muka merahnya, merasa malu karena membayangkan dirinya ditatap seperti itu bukan seperti Sakusa menatap orang lain.

“Atsu kenapa? Kok mukanya merah? Kepanasan? Mau Omi belikan minuman dingin?” Tanya Sakusa sambil merapihkan rambut pirang Atsumu.

“E-enggak, cuma kena sinar matahari biasanya emang gini. Entar lagi juga ilang merah-merah nya.” Jawab Atsumu sedikit menunduk, malu Sakusa melihat wajahnya.

Tiba-tiba sinar matahari itu tidak menyilaukan lagi, ternyata tangan besar dan ramping Sakusa meneduhi Atsumu dari sinar matahari dan badannya pun juga menghalangi sinar matahari mengenai badan Atsumu.

Atsumu semakin merah diperlakukan seperti itu, ia semakin menyembunyikan wajahnya.

“Udah nggak silau? Ayok cepetan masuk, biar ngga merah lagi, kasian kamu jadi gini,,” ucap Sakusa dengan raut khawatir nya.

“Gapapa Omi, biasa inimah,..” jawab Atsumu, lalu Sakusa menggandengnya tetap dengan tangan yang melindungi Atsumu dari sinar matahari.

Didalam Cinema, muka Atsumu sudah kembali normal. Dan Sakusa mengeceknya bonus mengelus pipi embul, halus dan empuk Atsumu.

Dan Atsumu yang diperlakukan seperti itu berusaha menahan agar merah wajahnya tidak muncul lagi.

Diperlakuan seperti ini oleh Omi dan pandangan semua orang di Cinema membuat Atsumu ingin kembali kerumah bersembunyi dipelukan Mamahnya, malu!

Akhirnya setelah selesai Sakusa mengecek wajah pujaan hatinya, mereka langsung mengantri untuk membeli popcorn.

Dengan postur Sakusa yang tinggi dan tampan, tak lupa masker yang membuatnya sedikit misterius, menyita banyak perhatian para orang membuat Atsumu sedikit...cemburu.

Ia dengan posesif memeluk lengan Sakusa erat dan sesekali mengusak-usak wajahnya dilengan baju Omi-nya itu.

“Plis, ini kenapa cute banget Tuhan, gue mau meningsoy aja rasanya...” Batin Sakusa

Kini giliran mereka berdua untuk memesan, pertama si penjual mencuri-curi pandang pada Sakusa yang sibuk memanjakan Atsumu dengan menuruti semua rasa apa yang Atsumu inginkan, tapi melihat tatapan Atsumu yang marah bercampur sebal, membuat si penjual merasa gemas. Duh moga cepet jadian deh,,

Saat pesanan mereka siap, Atsumu semakin mengeratkan pelukannya pada lengan Sakusa membuat Sakusa sedikit kesusahan membawa dua box popcorn dengan satu tangan.

Atsumu dalam mode posesif seperti ini sangat menggemaskan, membuat Sakusa ingin menciumnya seharian penuh. Jika tidak ingat bahwa mereka hanya sebatas teman.

Kini mereka masuk kedalam studio, didalam studio banyak orang melihat kearah Sakusa dan Atsumu, karena kemanapun Sakusa berada disana perhatian selalu tertuju padanya.

Atsumu mendengus melihat banyak orang mengerling menggoda pada Omi-nya. Mereka cepat-cepat duduk ditempat yang sudah tertulis di tiket.

Dan Atsumu duduk di kursinya dengan cemberut, memakan popcorn miliknya kasar. Sedangkan Sakusa hanya mengusak lembut rambut Atsumu sambil tersenyum geli dan gemas.

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.

Sekitar jam setengah 2, Oikawa datang bersama Iwaizumi ke rumahnya. Di tangan Oikawa ada tas kecil yang berisikan aksesoris dari baju yang akan ia pakai.

Setelah basa-basi dengan keluarga Sakusa sebentar, mereka bertiga langsung pergi ke kamar Sakusa.

“Udah Sak?” Tanya Oikawa sambil mengetuk pintu kamar mandi Sakusa.

“Bentar, bajunya masih kebalik.”

Mendengar itu Oikawa kembali duduk dipangkuan Iwaizumi yang sedang bermain game, merasa bahwa kekasihnya akan duduk dipangkuannya, Iwaizumi mempause sebentar gamenya lalu tangannya bergerak memeluk Oikawa dan lanjut bermain.

Tak lama, Sakusa keluar. Oikawa langsung bergerak mendekat merapihkan rambut Sakusa, memasang aksesoris dibaju Sakusa.

Parfume tak lupa disemprotkan, dan Sakusa bergerak mengambil maskernya.

“Sip, dah ganteng anak bayik gue!!” Ucap Oikawa setelah selesai 'mengedit' Sakusa.

“Huek, males banget jadi anak lo,”

“Dih dasar temen durjana!”

“Dah ah, masih lama sih. Enakknya gue bawain apa ya kerumahnya Atsumu?” Tanya Sakusa meminta saran.

“Bentar gue tanyain Suna dulu, dia kan udah jadi list pertama menantu keluarga Miya.” Jawab Iwaizumi

“Oiya, gue kenal sih sama Suna, tapi lupa ngasih nomer gue ke dia.” Balas Sakusa

“Dih, dia mah punya banyak bawahan. Kalo dia mau, nomer lu udah dia dapetin dari jaman kita masuk sekolah.” Ejek Oikawa.

“Brisik.”

“Suruh bawa sushi sama makanan lain kata Suna. Katanya kalo bawa makanan tanpa ada sushi bakalan ngga dianggep apa-apa, tapi kalo bareng sama sushi, kata Suna bakal ditanyain mau jadi mantu apa ngga.” Ucap Iwaizumi membaca teks pesan dari Suna.

“Oke. Yaudah deh mau berangkat, sambil beli sushi sama yang lain. Makasih ya dah dateng.” Ucap Sakusa.

“Yoi, dah kek sapa aja”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.