Shopping

Atsumu kira suasana didalam mobil akan sepi, tapi ini sangat berbeda jauh dari apa yang ia bayangkan. Mobil dikendarai oleh kakak perempuan Sakusa, disebelahnya kosong.

Di kursi tengah ada Atsumu diapit oleh Mama dan Tante Sakusa. Mereka tak henti-hentinya menyuapi dengan macaron yang mereka beli tadi. Pipi tupai Atsumu sedari tadi tidak berhenti bergerak mengunyah.

Mama dan Tante Sakusa tidak tahan dengan keimutan itu, berulang kali mengambil foto dengan Atsumu yang pipi menggembung nya.

Tak lama mobil sudah memasuki tempat parkir, mereka keluar. Dan didalam mall, tangan Mama Sakusa dan Tante nya tidak henti-hentinya menarik Atsumu kesana-kemari. Tak mau ketinggalan kakak perempuan Sakusa juga ikut-ikutan menariknya kesana-kemari.

“Atsumu, coba pake ini. Cocok sama kamu warnanya,,” ucap Mama Sakusa yang mengambil vest berwarna biru pastel.

“Sama ininih bawahannya, kayak cocok. Eh enggak, Atsumu cocok pake semuanya, apa beli semua aja ya?” Celetuk Tante Sakusa yang mengambil skirt putih.

“Iya beli aja semua, semuanya cocok. Deal kan mau dibeli semua?” Balas kakak perempuan Sakusa.

“Loh? Gausah, aduuh Atsumu jarang keluar rumah, nanti ga kepake bajunya.” Atsumu menahan tangan kakak perempuan Sakusa yang mengambil seluruh vest dan skirt bermacam-macam warna itu.

“Iya kak, Mamah setuju”

Akhirnya Atsumu menghela napas, karena Mamah Sakusa membelanya untuk menghentikan tindakan kakak perempuan Sakusa.

“Tapi jangan dari toko ini aja, toko lainnya juga, keknya kurang deh kalo cuman toko ini doang,,”

“Nah Tante juga ngerasa gitu, udah ini bayar semua. Ayok lanjut ketoko sebelahnya,”

Lah? Kok jadi makin parah?

Tanpa membiarkan Atsumu mengeluarkan pembelaannya, ketiga wanita berbeda umur itu menggandengnya keluar dari toko itu dan menuju toko lain. Sedangkan pramuniaga yang mengikuti mereka daritadi menyiapkan semua baju yang dibeli tadi.


Kini berlusin-lusin tas belanjaan sudah ada di bagasi dan mereka pergi setelah memborong banyak baju kembaran dari banyak toko. Sekarang tujuan mereka adalah makan. Laper juga keliling mall sebesar itu selama berjam-jam.

Mereka sudah sampai di salah satu restoran yang tidak jauh dari mall tadi. Mereka memesan empat menu, selagi menunggu. Mamah dan Tante Sakusa tidak hentinya mencubit pipi Atsumu, mengajaknya selfie, bercerita aib Kiyoomi yang membuat Atsumu menahan tawanya.

“Jadi masa dulu Motoya disiram air disinfektan segalon gegara Motoya jatuh ke got. Dan selama seminggu Kiyoomi ngehindarin Motoya, ada-ada aja.” Cerita Tante Sakusa semangat menistakan anak kandungnya itu.

“Kiyo pas sakit juga maunya tidur sambil meluk sebotol handsanitizer, sekotak masker, dan kamarnya harus disediain alkohol. Jadi wangi kamarnya selama Kiyo sakit jadi wangi rumah sakit.” Cerita Mamah Sakusa yang ikut menistakan anaknya.

Dan cerita lainnya, hingga makanan pun sudah datang. Berulang kali ketiga wanita keluarga Sakusa tadi bergantian menyuapi Atsumu dengan makanan pesanan mereka.

“Atsumu, cobain ini yuk. Enak banget, creamy gitu.” Ucap Mamah Sakusa sambil menyodorkan garpunya yang tergulung pasta.

Tak mau kalah, Tante Sakusa juga menyodorkan macaroni schotel nya, dan tak ketinggalan kakak Sakusa juga menyodorkan Burrito nya kedepan mulut Atsumu yang barusaja menerima suapan pasta dari Mamah Sakusa.

“Ini cobain juga Atsu, enak kejunya ga bikin eneg,,”

“Dagingnya kerasa banget, bumbunya pas, pasti kamu suka”

Dan itu terus berlanjut hingga makanan mereka habis lalu berencana akan pulang. Karena hari sudah malam dan Atsumu sedari tadi dichat Osamu menanyakan keberadaan ada dimana.

Meskipun tidak ingin berpisah, Mamah Sakusa dan Tante Sakusa tetap harus menerima kenyataan ini. Karena melihat wajah lesu kedua wanita itu, Atsumu berpikir bagaimana caranya agar mereka tidak sedih lagi.

“Ee, nanti Atsumu bakal sering main kerumah Mamah Sakusa sama Tante deh, jadi jangan sedih ya, Bunda gabolehin Atsumu pulang malem soalnya,,” hibur Atsumu yang tanpa diduga membuat ketiga wanita tadi bersemangat lagi.

“Janji ya? Nanti Mamah suruh Kiyo bawa kamu main kerumah, kalo sampe engga Kiyo Mamah sunat lagi.”

“Iyaa, hehehe”

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.