Keluarga Besar Sakusa
Sepulang sekolah, Atsumu sudah bilang ke Osamu. Dia mau kerumah Sakusa untuk ngejenguk Sakusa yang sakit, Osamu iya-iya aja.
Tepat setelah bel pulang sekolah, Atsumu masukin semua bukunya ke tas, lalu jalan ke arah parkiran sambil nyari rekomendasi buah tangan untuk orang sakit.
Ga terasa dia udah sampe diparkiran, dia tolah-toleh cari lelaki berambut cokelat.
“Udah nunggu lama, Tsum?” Ucap seseorang dibalik badan Atsumu.
“Iyaa, darimana aja?”
“Biasalah, panggilan alam”
“Ooh, ayook buruan. Tokonya buka sampe jam 3 sore, ini udah jam 2.” Ajak Atsumu, lalu mereka bergegas menuju ke mobil Komori.
Komori mengendarai mobilnya menuju ke toko sushi yang katanya adalah langganan dari keluarga Miya. Ia turun dan memesan 4 paket sushi take out, setelahnya mereka juga mampir ke toko buah, untuk membeli sekeranjang buah.
Setelah selesai semua yang dibeli diletakkan di bangku tengah, Komori menjalankan mobilnya menuju ke Mansion keluarga Sakusa. Tak lama karena dari toko buah tadi ke mansion Sakusa, tidaklah jauh.
Mansion Sakusa terletak di daerah Residence Mewah dan suasananya sangat tenang juga. Komori berhenti di pos satpam, mengeluarkan tanda ijin masuk setelah disetujui mereka melanjutkan perjalanan ke mansion Sakusa.
Selama dalam perjalanan menuju mansion Sakusa, mereka melewati banyak sekali mansion-mansion lainnya yang bertingkat-tingkat. Ada mansion bertema klasik, Eropa, Itali, dan lain-lain. Tapi yang pasti tidak ada mansion yang satu lantai disini.
Dan mobil Komori sudah memasuki sebuah mansion bercat putih dan halaman yang hijau subur.
Setelah terparkir rapi di garasi mobil, mereka berdua keluar dengan segala bawaan dari Atsumu.
Dari luar sudah terdengar ramai sekali didalam mansion itu. Atsumu menoleh kearah Komori, terlihat Komori memasang wajah 'semoga kau selamat'.
Berdiri didepan pintu utama, jari Komori menekan bel disamping pintu itu, dan tak lama pintu terbuka memperlihatkan banyak orang sedang menatap mereka berdua.
”..... selamat sore,, saya Miya Atsumu teman dari Omi- Sakusa Kiyoomi maksudnya,,” ucap Atsumu sedikit merasa terintimidasi.
“Jadi ini,,” ucap seorang wanita paruh baya dengan satu titik hitam di atas alisnya, seperti Sakusa.
“KOK IMUT BANGET SI?! JADI ANAK SAYA AJA GIMANA?!!” Teriak seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat sama seperti Komori, bedanya rambut wanita itu bergelombang.
“HAH?! INI PACARANYA KIYOO, UDAH HAK PATEN PUNYA KELUARGA SAKUSA!” teriak wanita mirip Omi tadi tidak terima.
“HALAH, BELOM NIKAH AJA. AYOK TSUMU-CHAN JADI ANAK TANTE AJA, YA?” Bantah wanita rambut coklat bergelombang itu.
“Ayo Atsumu-chan masuk dulu, duduk baru kita ngobrol.” Ucap seorang lelaki dengan paras hampir mirip dengan Omi, mengambil barang bawaannya.
Lalu Atsumu didorong oleh pria paruh baya yang mirip Komori menuju ruang tengah yang sangat lebar yang terhias lampu gantung mewah diatasnya, meninggalkan kedua wanita yang bertengkar tadi.
Sudah duduk, semua orang menatap Atsumu yang terduduk tegang di sofa single ditatap seluruh manusia itu dengan tatapan yang berbeda. Dan ketambahan satu wanita muda, wanita itu persis Omi yang bergender wanita.
“Jadi, tsumu-chan mau jadi anak Tante?”
“Dibilang Atsumu-chan itu calonnya Kiyoo!”
Tanpa menghiraukan pertengkaran kedua wanita paruh baya itu, para suami mereka membuka box sushi dari Atsumu. Melihat itu Ibu Sakusa dan Komori berebut menyuapi Atsumu dengan berbagai macam sushi.
Atsumu kewalahan menerima semua suapan itu, pipinya menggembung seperti tupai yang menyimpan makanannya.
Kemudian terdengar suara derapan kaki yang terdengar terburu-buru, muncul Omi disana dengan wajah sedikit kelelahan.
“Yo bro, gue bawa obat berjalan lu nih” ucap Komori menunjuk pada Atsumu yang menoleh pada Sakusa dengan pipi tupainya. ANJ!! GEMAS.
Tanpa basa-basi, Atsumu ditarik Sakusa menuju kamarnya dilantai atas, meninggalkan sekelompok orang itu terbengong.
”....sushinya kubawa satu box ya? Enak soalnya” ucap kakak perempuan Sakusa membawa satu box sushi dari adik iparnya itu.
“Atsu ngga capek kesini? Kan baru pulang sekolah..” ucap Sakusa khawatir sambil mengelus dahi, pipi, hidung, dan rambut Atsumu.
Sedangkan Atsumu yang ditanyai hanya sibuk mengunyah banyak potongan sushi dimulutnya. Geli geli gimana gitu, kan posisi tangan Sakusa sekarang di pipinya Atsumu, jadi kayak pegang pipi tupai ngunyah.
“Enggaa, bareng sama Komori tadi. Disekolah ya cuman duduk nemenin Bubu jaga stand kok,,” ucap Atsumu setelah menelan semua sushinya.
“Iyadeh, Atsu gamau ganti baju dulu, hm? Ribet banget kalo pake seragam,,”
“Tapi aku gabawa baju,,”
“Pinjam punya Omi dulu, biar Atsumu lega badannya.”
“Okede,, mana?” Ucap Atsumu sambil mengadahkan tangannya
“Bentar ya, Omi ambilin.” Lalu Sakusa berjalan menuju wardrobe nya, kembali dengan setelan sweater dengan celananya, berwarna abu-abu.
Diberikan setelan itu pada Atsumu, dan Atsumu memasukki kamar mandi untuk berganti baju.
Setelah selesai, kini mereka berdua duduk dikasur milik Sakusa. Mengbengong satu sama lain.
Sakusa bingung, deg-deg an, dan excited karena ini adalah hari pertama dimana Atsumu berada dirumah dan dikamarnya. Sedangkan Atsumu bingung mau ngapain.
“Omi punya rekomendasi film? Bosen,,” akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film. Lebih tepatnya kartun, Bernard.
Selama film dimulai, mata Sakusa mulai memberat karena semalaman kemarin ia sibuk bolak-balik kamar mandi karena perutnya kembung.
Jadinya ia tidur dengan tangan yang memeluk Atsumu, sedangkan Atsumu fokus dengan film nya tidak menyadari Sakusa tertidur.
Tok tok tok
Suara ketukan itu membuat Atsumu menoleh kearah pintu kamar Sakusa lalu kearah pemilik kamar. Niat hati Atsumu akan membangunkan Sakusa, tapi pintu keburu dibuka menampakkan dua wanita paruh baya dengan senyuman lebar dan gemas diwajah mereka.
Dengan cepat Atsumu melepaskan diri dari pelukan Sakusa dan berdiri menghampiri mereka.
“Atsumu-chan ikut kita shopping yuk, tante butuh rekomendasi dari anak muda, hehehe”
“Atsumu ga bawa baju tante, ini aja pinjam punya Omi,”
“Omi siapa? Nickname nya Kiyoomi kah?”
“Pinjam baju punya kakak aja, pasti cukup kok,” saut seseorang lagi yaitu kakak perempuan Sakusa.
“Nah, okeoke ayoo tsumu-chan, siap-siap keburu malem!!”
—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.