Dalam perjalanan menyusul adik perempuan yang sudah lama tak ia temui, Sanzu sudah membeli macaroni dan susu kotak rasa stoberi favorit Senju.
Sanzu sudah sampai di area sekolah Senju yang sepi. Banget.
“Ini vibe nya udah kayak film horor, cuman sekarang panas aja cuacanya.” monolognya sambil berjalan masuk ke area sekolah.
“Permisi,” salamnya menengok kearah lorong sekolah yang hening.
“Haduh bun, ini beneran sekolahnya Senju kan? Apa jangan-jangan gue salah sekolah lagi,” gumamnya yang mulai merasa ragu karena sekolah ini tak terlihat tanda kehidupan.
Sanzu berjalan melihat-lihat kelas belajar melalui jendela, siapa tau Senju ketiduran di mejanya gitukan. Tetapi, tiba-tiba ada yang memegang bahunya.
Oke, gue sadar dan percaya diri kalo gue ganteng+cantik dan gue selalu mengeluh pen punya gandengan, tapi ga yang kasat mata.
“Kak Chiyoo??”
Terdengar suara yang ia kenali sebagai suara dari adik perempuannya, Sanzu pun menoleh menemukan lelaki yang tingginya mungkin empat kali lebih tinggi dari Sanzu sedang menggendong Senju yang mengunyah permen kapas.
“KAK CHIYOO!!” teriak Senju sambil merenggangkan tangannya dan membuat Sanzu sadar dari ke-terpesona-annya.
“Senjuuu” sahutnya sambil merentangkan tangan untuk memeluk Senju yang sudah diturunkan oleh lelaki itu.
Mereka berpelukan dengan Sanzu yang berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Senju adikknya.
“Senjuu kok makin cantik? Nih pipinya gembul bangett,” ucap Sanzu sambil mencium pipi Senju yang dibalas giggle oleh Senju.
“Mam apa aja selama Kakak ga disini hm? Pasti mam ayam goreng ya?” Tanya Sanzu lalu berdiri sambil menggendong Senju.
“Iyyaa, sama Mamah makan ayam tepung kriuk banyaakkk” balas Senju senang.