— Bernard Bear

“Duh jangan gemes-gemes dong, nanti gue jadi cinta mati.”

Sanzu bisa disebut sebagai tamu tak diundang, tapi Sanzu bodo amat daripada gabut mending dia gangguin kawannya yang sedang memadu kasih. Lebih seru dan menantang.

“Urat malu lo udah putus apa emang gapunya malu?” Tanya Ran dengan posisi tangan dipinggang seperti ibu tiri berdiri dihadapan anak tirinya, Sanzu.

“Ya gimana, gue gabut kalo cuman ngulet-ngulet dikasur, mending gue ikut nonton.” Jawab Sanzu.

“Udah biarin ajasi Ran, gitu-gitu dia juga temenmu,” sahut Mitsuya yang menuruni tangga bersama dengan Rindou tak lupa juga boneka cumi-cumi Rindou.

“Galak banget, udah ayo mulai filmnya,” ucap Kazutora semangat sambil menyamankan diri direngkuhan Hanma.

Jangan tanya dimana Baji dan Chifuyu. Mereka udah masuk kamar tamu, mau cuddle dan gamau diganggu. Begitu ucap Baji sedangkan Chifuyu hanya menurut saja, karena baginya bersama Baji juga menyenangkan. Begitu juga dengan Kokonoi dan Inupi, dengan alasan Koko sakit perut dan minta dirawat Inupi, mereka akhirnya masuk kamar juga dan tidak ikut menonton film.

Mikey dan Draken sudah duduk nyaman sambil nyemil Taiyaki yang dibeli Draken dalam perjalanan kerumah Haitani.

Dan Rindou juga duduk nyaman bersama cumi-nya di sofa single sebelah televisi. Memanfaatkan kesempatan yang ada, Sanzu duduk disofa single sebelah Rindou.

“Hai,” sapa Sanzu dengan senyum kejametan yang mampu me-mleyotkan hati wanita.

“Siapa?”

Sakit, tapi gapapa. Karena kegagalan adalah ibu dari keberhasilan.

“Sanzu Haruchiyo, bisa dipanggil sayang. Temennya Ran. Salam kenal, manisku,” ucap Sanzu dengan mulus seperti mobil baru tak lupa dengan senyum kejametan andalannya.

“Nama gue Rindou, bukan Manis.”

“Gimana ya, nama lo juga manis pas didengar. Jadi gue panggil manis aja,” gombal Sanzu

“Gajelas, udah jangan ganggu gue mau nonton Bernard,” ucap Rindou sambil menggeser badan Sanzu yang menghalangi televisi.

“Duh jangan gemes-gemes dong, nanti gue jadi cinta mati.”

—fin. © All contents by tsumumbul