— After Perform.

tw // genderband, fluff Enjoy! <3

(n.) tidakkah terlalu cepat jika aku menarikmu dalam lembaran kertas perjalanan hidupku?


Selesai berfoto-foto di spot yang menurut mereka aesthetic kini mereka berjalan santai sambil sesekali berhenti di salah satu stand makanan yang menarik dimata.

“Udah banyak nih makanan yang dibeli, nyari tempat duduk yuk?” Ajak Akaashi.

“Duluan aja, ini si Samu masih ngajak beli-beli lagi,” ucap Atsumu

“Oke, nanti telepon aja kalo udah selesai, kita duluan” balas Shirabu lalu pergi meninggalkan si kembar.

“Okei,”

Setelah berpisah si kembar berjalan bersama dengan Samu yang melirik kesana-kemari untuk mencari makanan yang ingin ia makan.

“Sam, ini masih belum cukup? Masih mau beli lagi?” Tanya Atsumu dengan mengangkat 4 paper bag yang berisi makanan dan minuman semua.

“Belum, itu makanan berat semua, kurang lengkap kalo gaada dessert.” Jawab Osamu

Lalu mata Osamu melihat stand yang menjual souffle. “Ayook kesana Tsum, itu ada yang jual dessert.” Ajak Osamu sambil menarik lengan Atsumu.

“Iyaa, pelan-pelan, gabakal lari itu stand nya” ucap Atsumu kesusahan mengejar langkah Osamu yang excited.

Sesampainya disana mereka masih harus menunggu souffle mereka selesai dibuat. Selagi menunggu, Atsumu memakan kebab daging miliknya.

“Laper juga, kamu mau Sam?” Tanya Atsumu sambil menawarkan kebabnya.

Melihat itu Osamu jadi lapar, dan dia ikutan memakan kebab daging miliknya. Tak lupa dengan smoothies mangga favorite mereka.

“Smoothies nya ga terlalu manis, enak! Beli lagi yuk Tsum,” ajak Osamu

“Nanti aja, kita loh masih ada minuman lain.”

“Yaudah, bareng sama beli boba aja belinya ya?”

“Okei!”

Setelah kebab mereka habis beserta smoothies mangga juga, souffle mereka jadi dan Atsumu berencana mau menelpon Shirabu untuk menanyakan dimana mereka berada sebelum ada suara familiar yang memanggilnya.

“Tsumu? Samu?”

“Eh Suna! Mau beli souffle juga?” Balas sapa Atsumu kepada Suna.

“Iya, kirain kalian udah pulang dari tadi ga keliatan soalnya,,”

“Belumlah, Osamu masih mau beli-beli katanya,”

“Apaan?” Ucap Osamu tak terima saat namanya digunakan.

“Ahaha, itu makanannya mau dimakan dimana? Mau bareng ga? Tadi aku sama Sakusa nemu tempat duduk lumayan teduh,” ucap Suna menawarkan.

“Gausah deh makasih, ini kita lagi bareng sama temen kok” jawab Osamu cepat.

“Duluan ya Sun!!” Pamit Osamu lalu menarik lengan Atsumu yang masih sibuk menelpon Shirabu.

“Lah? Duluan ya Sun!!” Kaget Atsumu lalu buru-buru pamit ke Suna.

“Kok buru-buru Sam?” Tanya Atsumu bingung dengan tingkah laku Osamu ini.

“Gapapa, takut souffle nya keburu dingin nanti kalo masih ngobrol disana.”

'Wangi parfumnya Suna bahaya banget, deg-deg an mulu kalo deket Suna' batin Osamu


Kini mereka berlima duduk di taman universitas tersebut yang lumayan teduh, sambil menikmati makanan yang mereka beli.

“Mukamu kenapa Sam? Kok merah gitu? Perasaan ga panas deh disini,” heran Kenma melihat wajah Osamu merah.

“Loh iya, kenapa Sam? Panas kah?” Khawatir Akaashi

“Enggak, gapapa kok udah ayok jangan peduliin” elak Osamu

“Gimana gamau peduliin? Mukamu merah banget itu,” balas Shirabu

“Gara-gara Suna ya, Sam?” tebak Atsumu yang makin membuat wajah Osamu memerah.

“Lah beneran ternyata, pantes muka Suna tadi merah juga” ucap Atsumu lagi.

“Suna siapa?” Tanya Akaashi heran

“Suna Rintarou?” Tanya Kenma

“Iyaa Suna Rintarou, kok kamu tau Ken?” Tanya heran Atsumu

“Itu mah saudara jauhku, kamu suka ya Sam sama Suna?” Tanya Kenma yang makin membuat wajah Osamu merah sampai lehernya juga memerah.

“Lah iya dong, ahaha” tawa Shirabu melihat wajah dan leher Osamu memerah.

“Diem ih!!” Ucap Osamu menunduk menyembunyikan wajahnya.

“Ahahaha ciee, bilangin Bunda deh, kalo beliau bakal punya mantu, wkwk” goda Atsumu sambil menyenggol-nyenggol lengan Samu disebelahnya.

“Apaan sih?! Mantu apaan,” elak Samu dibalas tawa ketiga teman dan saudara kembarnya.


Acara masih belum berakhir, tapi hari sudah mulai sore jadi si kembar, Kenma, Akaashi dan Shirabu harus pulang.

Dan saat ini, Atsumu harus menuntaskan panggilan alam dan sebagai saudara kembar yang baik, Osamu mengantarkannya. Dan ketiga temannya sudah pulang.

Selagi menunggu Atsumu menuntaskan panggilan alam nya, didepannya lewat seseorang dengan parfum yang sama dengan Suna.

Hal itu membuat Osamu mendongak keatas dan bertemu dengan mata sipit tapi tajam milik Suna, dan tanpa menunggu lama wajahnya berubah warna.

“Loh Samu ngapain?” Tanya Suna sambil sedikit menunduk untuk melihat wajah Samu.

“N-nungguin Tsumu yang ke toilet, Su-suna kesini sama siapa?” Tanya Osamu berusaha agar tidak terlihat canggung.

“Oh sendirian, mau ke toilet juga sebelum pulang.”

“O-ooh gitu,,”

“Emm, Samu mau pulang bareng ga? Ga maksa si, ehehe” tawar Suna dengan sedikit merah dipipinya.

“Eee Tsumu gimana?”

“Bentar, ini maksudnya Samu ga nolak kan?” Batin Suna kegirangan,

“Kan ada Sakusa, entar deh kubilangin. Mau kan, pulang bareng Suna?” Tanya Suna memastikan.

“I-iyaa mau k-kok” jawab Osamu sambil menolehkan kepalanya kesamping agar tidak mencium wangi parfum Suna lagi. Ia yakin sekali, wajahnya pasti sangat merah sekarang.

“Ahaha lucu deh, kenapa kok merah muka nya? Yaudah yuk ke parkiran ambil motor,” ajak Suna reflek menggenggam tangan Osamu.


Beberapa menit setelah Atsumu selesai dengan urusannya, ia bingung tidak menemukan sosok sang kembaran disana.

“Perasaan tadi Osamu nunggu disini deh, sekarang kemana ya?”

Saat sibuk menghubungi Osamu, ada seseorang yang menyapanya.

“Tsumu?”

Merasa terpanggil, Atsumu menoleh mendapati Sakusa dengan jaket denimnya berjalan menghampiri Atsumu.

“Oh Omi, kenapa?” Balas Atsumu

“Tadi kata Suna dia pulang bareng sama Samu, kamunya mau ga pulang bareng sama aku?” Tawar Sakusa

“Lah Samu pulang bareng Suna? Kok ga bilang?”

“Tadikan kamu masih di toilet, ya masa Suna ijin ke kamu pas kamu di toilet,” jawab Sakusa gemas sambil mengusak rambut Atsumu.

“Oiyaya, yaudah ayok pulang keburu malem,” ajak Atsumu.

“Iyaa, ikut ambil tas aku dulu yuk? Ga jauh dari sini kok” ucap Sakusa lalu menggandeng tangan Atsumu.

“Yuk!”

Mereka berjalan bersama di lorong fakultas Sakusa dengan pandangan heran dan takjub dari mahasiswa dan mahasiswi lainnya.

Mereka berjalan sambil sesekali Atsumu bertanya ruangan apa yang mereka lewati, dan sedikit melayangkan senyuman saat banyak orang yang memandangnya.

“Ini gapapa aku masuk ke wilayah fakultas sini? Dari tadi banyak yang ngeliatin soalnya,” tanya Atsumu

“Gapapa, itumah mereka kepo doang, bentar ya aku masuk ke kelas dulu ambil tas nya,”

“Okee”

Saat menunggu, orang-orang yang lewat didepannya entah kenapa semakin banyak dan hampir dari mereka semua melihatnya dengan pandangan takjub.

“Udah, yuk pulang?” Tanya Sakusa sambil membawa tas nya.

“Yuk!!”

Mereka berdua jalan bareng lagi sambil sesekali ngereceh, dan sesampainya disana. Sakusa mengambil kesempatan memasangkan helm pada Atsumu yang sibuk memikirkan jokes receh lagi.

“Anu,, hewan apa yang ragu-ragu?” Ucapnya dengan wajah menahan tawa, sedangkan Sakusa yang berkutat dengan helmnya pun tersenyum.

“Engga tau, emang apa?” Jawab Sakusa sambil menaiki motornya sambil menunggu Atsumu naik kemotor.

“Serang ga, wkwkwk”

“Oiyaa,”

Setelahnya mereka tertawa dengan segala jokes yang dikeluarkan sepanjang jalan.

—fin. © All contents by tsumumbul, do not modify or repost without my permission.